EFFECTIVE SCHOOLS


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Sekolah sebagai institusi tidaklah berdiri sendiri, akan tetapi berkaitan erat dengan nilai, budaya, dan kebiasaan yang hadir di masyarakat. Sekolah merupakan ujung tombak dari proses modernisasi (agent of change) yang diupayakan melalui kebijakan pemerintah. Produk dari sebuah sekolah harus berupa lulusan yang memiliki kompetensi unggul agar mampu menghadapi kompetisi di jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau di dunia kerja. Komponen dalam sekolah meliputi guru, siswa, dan staf administrasi yang masing-masing mempunyai tugas tertentu dalam melancarkan program pendidikan tersebut.
Sekolah dikatakan efektif jika secara tepat mencapai apa yang telah direncanakan, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara apa yang telah dirumuskan dengan hasil yang telah dicapai sehingga lulusannya berguna bagi berbagai aspek kehidupan. Sekolah efektif dapat dibentuk melalui manajemen dengan kepemimpinan yang berfokus pada masa depan. Hal tersebut merupakan suatu kondisi yang penting untuk terbentuknya iklim sekolah yang kondusif sehingga terwujud budaya sekolah yang mampu menghadapi tantangan.

B.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
           1.       Apa yang dimaksud dengan sekolah efektif?
           2.       Bagaimana konsep sekolah efektif?
           3.       Apa ciri-ciri dan karakteristik sekolah efektif?
           4.       Bagaimana kepemimpinan sekolah efektif?





C.  Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
           1.       Menjelaskan pengertian sekolah efektif
           2.       Menjelaskan konsep sekolah efektif
           3.       Menjelaskan ciri-ciri dan karakteristik sekolah efektif
           4.       Menjelaskan kepemimpinan sekolah efektif



















BAB II
KAJIAN TEORI

A.  Pengertian Sekolah Efektif
Sekolah efektif adalah sekolah yang memilki sistem pengelolaan yang baik, transparan dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Cameron dalam Komariah (2010:10) meyatakan efektivitas menunjukkan ketercapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas sekolah terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, personel lainnya, siswa, kurikulum, sarana prasarana, pengeloaan kelas, hubungan sekolah dan masyarakatnya, pengelolaan bidang khusus lainnya, hasil nyatanya merujuk pada hasil yang diharapkan bahkan menunjukkan kedekatan atau kemiripan antara hasil nyata dengan hasil yang diharapakan. Komariah (2010: 28) menyebutkan sekolah efektif sebagai sekolah yang menetapkan keberhasilan pada input, proses, output, dan outcome yang ditandai dengan berkualitasnya komponen-komponen pendukung sekolah efektif.
Efektivitas sekolah bukan hanya sekedar pencapaian sasaran atau terpenuhinya berbagai kebutuhan untuk mencapai sasaran, tetapi erat kaitannya antara komponen-komponen sistem dengan mutu-mutu atau kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari lulusan yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan. Misalnya nilai ujian akhir, prestasi olahraga, prestasi karya ilmiah, dan prestasi karya seni. Kualitas lulusan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan kegiatan sekolah yang saling berhubungan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Sekolah efektif merujuk pada adanya Total Quality Management (TQM) dimana TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan daya organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk jasa, manusia dan proses lingkungannya ( Tjiptono dan Diana, 2001:4). Atau dengan kata lain TQM adalah suatu pendekatan manajemen yang memusatkan perhatian pada peningkatan mutu mulai komponen terkait. Dengan demikian sekolah efektif adalah sekolah yang menunjukan tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai ( archivement atau observed output ) dan sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi ketercapaian output pendidikan yaitu prestasi sekolah, terutama prestasi siwa yang ditandai dengan dimilikinya semua kemampuan berupa kompetensi yang menjadi syarat dalam belajar. Dengan kata lain sekolah efektif dapat dikategorikan sebagai sekolah unggulan yang memenuhi mutu yang diharapkan serta penuh dengan prestasi.

B.  Konsep Sekolah Efektif
Konsep Di era globalisasi sekarang ini, kemajuan sekolah merupakan esensi dari pengelolaan sekolah melalui pemeliharaan mutu, responsif terhadap tantangan dan antisipatif terhadap perubahan–perubahan yang diakibatkan dari berubahnya tatanan internal sehingga tidak menimbulkan keadaan bergejolak dan ketidakpastian yang dapat mengancam runtuhnya berbagai tatanan yang telah diciptakan sedemikian rupa. Adanya arus globalisasi sangat berpengaruh terhadap pengembangan sekolah. Hanya sekolah yang berkualitas saja yang mampu eksis dalam global. Mutu sudah menjadi satu keharusan dan menjadi konsep yang paling manjur untuk menjawab tantangan global. Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan, lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi harus melakukan berbagai langkah penataan baik internal maupun eksternal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah perbaikan di bidang manajemen, salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan pendidikan yang kurang mendapatkan perhatian jika dibanding dengan aspek-aspek lainnya.
Salah satu konsep perbaikan input, proses, dan output adalah Total Quality Management (TQM). TQM diartikan sebagai manajemen kualitas secara total dimana merupakan satu pendekatan yang sistematis, praktis, strategis, bagi penyelenggara pendidikan yang mengutamakan kepuasan pelanggan yang bertujuan meningkatan mutu. TQM adalah komitmen pada mutu yang baik oleh tiap orang dalam suatu organisasi yang menekankan kesempurnaan oleh kerja tim dan proses peningkatan berlanjutan. Pencapaian tingkatan kualitas bukan merupakan hasil penerapan cara instan jangka pendek untuk meningkatkan daya saing, akan tetapi pengimplementasian TQM mengisyaratkan kepemimpinan yang kontinyu.
Mutu sekolah adalah mutu semua komponen yang ada dalam sistem pendidikan, artinya efektifitas sekolah tidak hanya dinilai dari hasil semata, tetapi bersinergi dengan berbagai komponen dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dengan mutu. Efektivitas belajar bukan hanya menilai hasil belajar siswa, tetapi semua upaya yang menyebabkan anak belajar. Hal ini terkait dengan fungsi sekolah sebagai tempat belajar yang memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pengalaman pembelajaran yang bermutu bagi peserta didik. Dengan demikian, sekolah efektif adalah sekolah yang menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar yang paling baik yang menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu bagi siswa. Sekolah merupakan suatu institusi yang di dalamnya terdapat komponen guru, siswa, dan staf administrasi yang masing-masing mempunyai tugas tertentu dalam melancarkan program.
Pengertian umum sekolah efektif juga berkaitan dengan perumusan apa yang harus dikerjakan dengan apa yang telah dicapai. Sehingga suatu sekolah akan disebut efektif jika terdapat hubungan yang kuat antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasil-hasil yang dicapai oleh sekolah, sebaliknya sekolah dikatakan tidak efektif bila hubungan tersebut rendah. Efektivitas sekolah menunjukkan pada tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai berupa achievements atau observed output dengan hasil yang diharapkan berupa objectives, targets, intended outputs yang telah ditetapkan. Sekolah efektif adalah sekolah yang membuat prestasi tidak saja pada siswa tetapi pada semua komponen yang melingkupinya. Parameter untuk mencapai efektifitas dinyatakan sebagai angka nilai rasio antara jumlah hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah yang ditargetkan dalam kurun waktu tertentu.
Efektivitas sekolah juga terkait pula dengan kualitas. Kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari lulusan yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat misalnya nilai hasil ujian akhir, prestasi olahraga, prestasi karya tulis ilmiah, dan prestasi pentas seni. Dengan demikian sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi ketercapaian output pendidikan yaitu prestasi sekolah terutama prestasi siswa yang ditandai dengan dimilikinya semua kemampuan berupa kompetensi yang sipersyaratkan didalam belajar.

C.  Ciri-ciri dan Karakteristik Sekolah Efektif
Efektivitas sekolah merujuk pada pemberdayaan semua komponen sekolah sebagai tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing struktur program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai hasil yang ditetapkan secara tepat. Tidak semua sekolah yang memiliki kelengkapan semua komponen sekolah dapat dikatakan sekolah efektif, hal ini sangat tergantung pada tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan pada masing-masing komponen, terutama tercapainya output sekolah yaitu menghasilkan lulusan yang bermutu sesuai dengan standar kompetensinya. Ada beberapa komponen penting yang turut menentukan sekolah efektif, yaitu proses belajar yang berlangsung aktif dengan keterlibatan guru dan siswa sebagai subjek belajar, pengaturan kelembagaan yang didasarkan pada prestasi dan kenyamanan staf, perhatian terhadap kebutuhan, aspirasi dan karir staf, pengembangan budaya sekolah dan manajemen modern yang didasarkan pada share, care dan fair.
Berikut ini adalah ciri-ciri sekolah efektif, yaitu:
           1.       Adanya standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan disekolah
           2.       Memiliki suatu keteraturan dalam rutinitas kegiatan di kelas
           3.       Mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi
           4.       Siswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan
           5.       Siswa diharaokan lulus dengan menguasai pengetahuan akademik  dan kompetensi yang sesuai dengan bidang keahliannya
           6.       Adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi
           7.       Para siswa diharapkan mempunyai tanggung jawab yang diakui secara umum
           8.       Kepala sekolah mempunyai program inservice, pengawasan, supervisim serta menyediakan waktu untuk membuat rencana bersama-sama dengan para guru dan memungkinkan adanya umpan balik demi keberhasilan prestasi akademiknya.
Metode lain yang dipakai untuk mengidentifikasi sekolah yang efektif adalah dari penggunaan standar tes, pendekatan reputasi, dan penggunaan evaluasi sekolah serta pengembangan berbagai aktifitas. Sekolah efektif memandang sekolah sebagai suatu sistem yang mencakup banyak aspek, input, proses, dan output merupakan outcome serta tatanan yang ada diskeolah tersebut. Dimana berbagai aspek yang ada dapat memberikan dukungan satu sama lain untuk mencapai visi, misi, dan tujuan dari sekolah yang dikelola secara efekti dan efisien.
Berikut ini adalah karakteristik sekolah yang efektif, yaitu:
           1.       Adanya visi dan misi yang dipahami bersama oleh komunitas sekolah, terdiri dari adanya sistem nilai dan keyakinan yang saling dimengerti oleh komunitas sekolah, adanya tujuan sekolah yang jelas dan adanya kepemimpinan instruksional.
           2.       Iklim belajar yang kondusif di sekolah yang meliputi adanya keterlibatan dan tanggung jawab siswa, lingkungan fisik yang mendukung, perilaku siswa yang positif, adanya dukungan keluarga dan masyarakat terhadap sekolah.
           3.       Adanya penekanan terhadap proses belajar, yang terdiri dari memusatkan diri pada kurikulum dan instruksional, adanya pengembangan para guru, adanya harapan yang tinggi dari komunitas sekolah dan adanya pemantauan yang berulang-ulang terhadap kemajuan belajar siswa.
Selanjutnya dimensi dan indikator sekolah efektif dapat dijabarkan sebagai berikut:
           1.       Layanan belajar bagi siswa
Dimensi ini mencakup seluruh kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan mutu pengalaman belajar. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah harus tepat dalam rangka memberikan pelayanan belajar bagi siswa.
           2.       Mutu mengajar guru
Aspek ini merupakan refleksi dari kinerja profesional guru yang ditunjukan dalam penguasaan bahan ajar, metode dan teknik mengajar untuk mengembangkan interaksi dan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, pemanfaatan fasilitas dan sumber belajar, melaksanakan evaluasi hasil belajar. Indikator mutu mengajar dapat pula dilihat dalam dokumen perencanaan mengajar, catatan khusus siswa bermasalah, program pengayaan, analisis tes hasil belajar, dan sistem informasi kemajuan/prestasi belajar siswa. Misalnya semakin banyak anak didik bermasalah atau hasil belajarnya kurang baik, ini mengindikasikan kurangnya mutu mengajar guru yang akan mengakibatkan rendahnya mutu sekolah tersebut. Dan begitu juga sebaliknya.
           3.       Kelancaran layanan belajar mengajar
Sesuai dengan jadwal layanan belajar mengajar merupakan “core bussiness” sekolah. Bagaimana kelancaran layanan tersebut, sesuai dengan jadwal yang telah disusun merupakan indikator penting kinerja manajemen sekolah efektif. Adanya gejala “kelas bebas” karena guru tidak masuk kelas atau para siswa tidak belajar disebabkan oleh interupsi rapat sekolah atau kegiatan lainnya, merupakan keadaan yang tidak boleh dianggap wajar. Atau adakalanya keterlambatan guru hadir di ruang kelas bahkan sengaja mengulur-ulur waktu dalam mengajar tentu dapat menurunkan tingkat efektivitas layanan belajar mengajar.
           4.       Umpan balik yang diterima siswa
Siswa sepatutnya memperoleh umpan balik yang menyangkut mutu pekerjaannya, seperti hasil ulangan, ujian atau tugas-tugas yang telah dilakukannya. Indikatornya semakin banyak anak didik yang mendapat hasil ulangan atau ujian di atas rata-rata tentu semakin efektif kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
           5.       Layanan keseharian guru terhadap siswa
Untuk kepentingan pengajaran atau hal lainnya, siswa memerlukan menemui gurunya untuk berdiskusi, berkonsultasi. Kesediaan guru untuk melayani diskusi atau konsultasi siswa sangat penting untuk mengatasi kesulitasn belajar. Kepuasan siswa terhadap layanan mengajar guru sangatlah penting, dimana Siswa merupakan Costumer primer di sekolah, dan oleh karenanya mereka sepatutnya mendapatkan kepuasan atas setiap layanan yang ia terima di sekolah.
           6.       Kenyamanan ruang kelas
Ruang kelas yang baik memenuhi kriteria ventilasi, tata cahaya, kebersihan, kerapihan, sejuk dan keindahan akan membuat para penghuninya merasa nyaman dan aman berada di dalamnya. Karena, suasana lingkungan belajar sangat berpengaruh terhadap gairah atau kemauan siswa mengikuti proses belajar di sekolah.
           7.       Ketersediaan fasilitas belajar
Sekolah memiliki kewajiban menyediakan setiap fasilitas yang mendukung implementasi kurikulum, seperti laboratorium, perpustakaan fasilitas olah raga dan kesenian, dan fasilitas lainnya untuk pengembangan aspek-aspek kepribadian. Fasilitas-fasilitas tersebut tidak hanya sekedar tersedia di sekolah, akan tetapi yang lebih penting bahwa fasilitas-fasilitas tersebut representatif untuk digunakan dalam meningkatkan kompetensi siswa.
           8.       Kesempatan siswa menggunakan berbagai fasilitas sekolah
Sesungguhnya sekolah diartikan untuk melayani para siswa yang belajar dan oleh karenanya para siswa hendak diperlukan sebagai pihak yang harus menikmati penggunaan setiap fasilitas yang tersedia di sekolah, seperti fasilitas olah raga, kesenian dalam segala bentuknya, ruang serba guna, kafteria, mushola, laboratorium, perpustakaan, komputer, internet dan lain sebagainya. Untuk itu agar efektif dalam pemanfaatannya maka sekolah harus membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk dapat menggunakannya sesuai dengan standar kebutuhannya.
           9.       Pengelolaan dan layanan siswa
Seperti telah diungkapkan terdahulu, siswa adalah Costumer primer layanan pendidikan. Sebagai costumer, para siswa sepatutnya memperoleh kepuasan. Kepuasan tersebut menyangkut;(1) mutu layanan yang berkaitan dengan kegiatan belajarnya, (2) mutu layanan dalam menjalani tugas-tugas perkembangan pribadinya, sehingga mereka lebih memahami realitas dirinya dan dapat mengatasi sendiri persoalan-persoalan yang dihadapinya, dan (3) pemenuhan kebutuhan kemanusia- annya (dari kebutuhan dasar, rasa aman, penghargaan, pengakuan dan aktualisasi diri). Untuk menjamin layanan tersebut, sekolah yang efektif akan menyediakan layanan bimbingan konseling dan sistem informasi yang menunjang. Demikian pula layanan untuk mememuhi bakat dan minat anak dalam bentuk pengembangan program-program extra kurikuler mendapat perhatian yang berarti. Dalam kondisi seperti disebutkan, sekolah yang efektif memiliki siswa yang disiplin dengan motivasi belajar yang tinggi.
         10.     Sarana dan prasarana sekolah
Sarana dan prasarana atau disebut sebagai fasilitas sekolah mencakup, gedung, lahan dan peralatan pelajaran. Aspek penting dari gedung tersebut adalah kualitas fisik dan kenyamanan ruang kelas di mana “core bussiness” pendidikan di sekolah diselenggarakan. Aspek lain dari gedung adalah kualitas fisik dan kenyamanan ruang manajemen (ruang kerja kepala sekolah dan layanan administratif), ruang kerja guru, ruang kebersamaan (common room), dan fasilitas gedung lainnya seperti kafetaria, toilet, dan ruang pentas. Lahan sekolah yang baik ditata sedemikian rupa sehingga ruang untuk parkir tertata rapih sehingga menciptakan kenyamanan bagi penghuninya. Sekolah yang efektif seperti buku-buku pelajaran dan sumber belajar lainnya yang relevan, alat-alat pelajaran dan peraga yang mendukung kurikulum sekolah sangat diperhatikan. Seluruhnya peralatan pengajaran tersebut, digunakan secara optimal sesuai dengan kepentingan dan kegunaannya.
         11.     Program dan pembiayaan
Sekolah yang efektif memiliki perencanaan stratejik dan tahunan yang dipatuhi dan diketahui oleh masyarakat sekolah. Kepemilikan perencanaan stratejik sekolah membantu mengarahkan dinamika orientasi sekolah yang dimbimbing visi, misi, kejelasan prioritas program, sasaran dan indikator keberhasilannya. Perencanaan tahunan merupakan penjabaran dari perencanaan stratejik yang berisi program-program berisi program-program operasional sekolah. Program-program tersebut, didukung oleh pembiayaan yang memadai dengan sumber-sumber anggaran yang andal dan permanen. Kebijakan dan keputusan yang menyangkut pengembangan sekolah tersebut dilakukan dengan memperhatikan partisipatif staf dan anggota masyarakat sekolah (dewan/komite sekolah). Dalam kondisi seperti itu akontabilitas kelembagaan sekolah, baik yang dilakukan melalui“self-assessment/ internal monitoring, maupun melalui “external evaluation” akan berkembang secara sehat karena semua fihak yang berkepentingan (stakeholder) mendapat tempatnya dalam setiap aspek pengembangan sekolah.
         12.     Partisipasi masyarakat
Di samping memberdayakan secara optimal staf yang dimilikinya, sekolah yang efektif akan menaruh perhatian yang sungguh-sungguh pula terhadap pemberdayaan masyarakat sekolah. Hal itu akan diwujudkan dengan cara menyediakan wadah yang memungkinkan mereka, yaitu fihak-fihak yang berkepentingan, ikut terlibat dalam memikirkan, membahas, membuat keputusan, dan mengontrol pelaksanaan sekolah. Wadah seperti itu, dalam penyelenggaraan sekolah-sekolah di Australia dikenal sebagai “school council”, yang di Indonesia diusulkan komite sekolah, orang tua murid, anggota masyarakat setempat (seperti tokoh agama, pengusaha, petani sukses, cendikiawan, politikus, dan sejenisnya), dan representatif staf dari Depdiknas setempat.
         13.     Budaya sekolah
Budaya sekolah merupakan tatanan nilai, kebiasaan, kesepakatan-kesepakatan yang direfleksikan dalam tingkah laku keseharian, baik perorangan maupun kelompok. Budaya sekolah dapat diartikan sebagai respon psikologis penghuni sekolah terhadap peristiwa kehidupan keseharian yang terjadi di sekolah. Budaya sekolah akan berpengaruh terhadap pencapaian misi sekolah apabila melahirkan respon psikologis yang positif dan menyenangkan bagi sebagian besar atau seluruh penghuni sekolah. Sebaliknya, budaya sekolah bersifat destruktif apabila melahirkan respon yang negatif atau kurang menyenangkan bagi sebagian besar atau seluruh penghuni sekolah. Budaya sekolah dalam pengertian ini sering diartikan sama dengan iklim sekolah, yaitu suasana kehidupan keseharian yang berlangsung di sekolah yang memberi pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap respon psikologis para penghuninya.

D.  Kepemimpinan Sekolah Efektif
Kata pemimpin diartikan oleh para pempraktik sebagai orang yan menerapkan prinsip-prinsip dan tenik yang memastikan motivasi, disiplin dan produktivitas dalam bekerjasama dengan orang, tugas dan situasi agar dapat mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan adalah aspek terpenting dari oraganisasi melalui penanganan perubahan dan mananjemen yang dilakukan sehingga dapat memberi dampak positif dari perkembangan organisasi. Macam-macam kepemimpinan yang dipandang representatif bagi penyelenggaraan organisasional sekolah yang efektif, yaitu :
           1.       Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpnan yang menekankan pada tugas yang diemban bawahan. Kepemimpinan transaksional tidak mengembangkan pola hubungan laizez fair yaitu memberikan sepenuhnya karyawan untuk menentukan sendiri pekerjaannya karena dikhawatirkan dengan keadaan personel yag perlu pembinaan, pola ini dapat menjadikan malas dan tidak jelas apa yang dikerjakan, pola yang diemban yaitu pola timbal balik yang dapat menguntungkan, pemimpin mengetahui jabatan yang sesuai dengan pekerjan yang harus diakukan.
           2.       Kepemimpinan Transformasional atau Katalisator
Kepemimpinan transformasional adalah suatu proses yang pada dasarnya pemimpin dan karyawan saling menaikkan diri ketingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Pemimpin tranformasional merupakan pemimpin yang berpengalaman dan wawasan jauh kedepan serta berupaya untuk memperbaiki dalam perkembangan organisasi untuk saat ini ataupun untuk masa yang akan datang dan juga sebagai reactor, pengubah sistem untuk kearah yang lebih baik dan meningkatkan SDM.
           3.       Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam menciptakan, merumuskan, mensosialisasikan dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita oraganisasi dimasa depan yang harus diarahkan atau diwujudkan melalui komitmen semua anggota.
Ciri-ciri pemimpin visioner yang bekualitas menurut John Adair, yaitu:
           1.       Memiliki integritas pribadi
           2.       Memiliki antusiasme terhadap perkembangan lembaga yang diembannya
           3.       Mengembangkan kehangatan, budaya dan iklim organisasi
           4.       Memiliki ketenangan dalam manajemen organisasi
           5.       Tegas dan adil dalam mengambil tindakan / kebijakan kelembagaan.





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Sekolah efektif dapat tercermin dari profil sekolah yang meiliki keteraturan dalam berbagai aspek untuk mencapai tujuan aspek-aspek tersebut diantara lain siswa, guru, dan tenaga kependidikan lainnya, kurikulum, sarana dan prasarana, kegiatan belajar, ekstrakurikuler, bimbingan dan konseling, kemitraan sekolah dengan masyarakat sampai pada kegiatan-kegiatan khusus yang berkembang atas kebutuhan dan inspirasi sekolah.
Orang yang bertanggung jawab atas manajemen sekolah adala seorang kepala sekolah yang memiliki karakteristik kepemimpinan karena untuk menggerakkan orang-orang diperlukan pengaruh pimpinan yang memiliki kapabilitas sebagai pemimpin yang berkualitas.














DAFTAR PUSTAKA

Komariah, Aan dan Cepi Triatna. 2010. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Safitri, Jihan. 2014. Sekolah Efektif. Browser: http://www.academia.edu/8641804/SEKOLAH_EFEKTIF (Diakses pada 2 November 2018)

Post a Comment

0 Comments