CAREER EDUCATION


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pelaksaan bimbingan karir disekolah dapat dilakukan dengan berbagai model seperti yang telah dilakukan oleh kantor departemen pendidikan di Amerika Serika, seperti model School-based Comperhensive career education, employer-based career aducational model, dan lainnya. Pendidikan karir memiliki tujuan untuk membantu siswa dalam mengeksplorasi terhadap kelompok perkerjaan, memberikan informasi tentang karir dan pasar kerja. Pada makalah ini akan membahas tentang pendidikan karir yang diberikan kepada siswa sesuai dengan perkembangan karirnya, dan juga tujuan dan model-model pendidikan karir.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Pendidikan Karir ?
2.      Apakah tujuan dari Pendidikan Karir ?
3.      Model apa saja yang digunakan pada Pendidikan Karir ?

C.    Tujuan
1.      Mampu menjelaskan pengertian Pendidikan Karir.
2.      Mampu menjelaskan tujuan Pendidikan Karir.
3.      Mengetahui model yang digunakan pada Pendidikan Karir,














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Ditinjau dari sisi sejarah, istilah bimbingan dan konseling karir berakar pada istilah vocational guidance yang pertama kali dipopulerkan oleh Frank Parson dalam buku Choosing a Vocation (1909) dan dikutip oleh Wikipedia (2012). Pada awalnya penggunaan istilah ini lebih merujuk pada usaha membantu individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan. Namun selanjutnya terjadi perubahan pendekatan dari model okupasional (occupational) ke model karir (career). Kedua model ini memiliki perbedaan, dimana pada model okupasional lebih menekankan pada kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan persyaratan pekerjaan, sedang pada model karir, tidak hanya sekedar memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan, namun mencoba pula menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan tujuan - tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri, rencana-rencana pribadi dan semacamnya mulai turut dipertimbangkan.
Bimbingan dan konseling karir berhubungan erat dengan pendidikan karir (career education), seperti dikemukakan Calhoun dan Finch (1976) bahwa program pendidikan karir di memiliki tahapan berupa kesadaran karir, eksplorasi karir, dan persiapan karir.       
Karir adalah pekerjaan, profesi (Hornby, 1957). Seseorang akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila apa yang dikerjakan itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya dan minatnya. Sebaliknya, apabila seseorang bekerja tidak sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya maka dapat dipastikan ia akan kurang bergairah dalam bekerja, kurang senang dan kurang tekun. Oleh karena itu, para siswa membutuhkan bimbingan yang baik khususnya berkaitan dengan pekerjaan atau dengan kata lain mendapatkan bimbingan karir secara bijaksana. Dengan demikian para siswa akan mengetahui apa yang akan dipilihnya, melanjutkan studi atau akan langsung terjun di dunia pekerjaan.
Berdasarkan  beberapa  definisi yang telah diuraikan di atas maka dapat  diperoleh pengertian  bahwa bimbingan karier adalah kegiatan birnbingan yang diberikan kepada siswa untuk memilih, menyiapkan diri, mencari, dan menyesuaikan diri terhadap  karier yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya sehingga dapat mengernbangkan dirinya secara optimal sehingga dapat menemukan karier dan melaksanakan karier yang efektif  dan memberi kepuasan dan kelayakan.

Pengertian dari pendidikan karir adalah merupakan perkembangan daripada kecakapan dan pengetahuan yang secara langsung menembus individu siswa agar dapat memenuhi sendiri kebutuhan-kebutuhan yang unik dengan memerhatikan beberapa aspek, di antaranya terhadap pilihan pekerjaan, tanggung jawab sosial, kegiatan penggunaan waktu luang dan perkembangan pribadinya.
Pengertian pendidikan karir menurut para ahli :
·           Lois-ellen Datta & Corinne H. Rieder mengemukakan bahwa pendidikan karir dapat di artikan sebagai suatu perkembangan dari pengetahuan, kemampuan umum, dan kemampuan khusus guna membantu individu-individu dan kelompok-kelompok untuk memperoleh pegangan dan mencapai kemajuan dalam pekerjaan, serta dalam merencanakan suatu karir.
·           Kenneth. B Hoyn & Daryl Laramore juga mengemukakan pendidikan karir adalah merupakan totalitas dari usaha, jalan, atau cara terutama dan satu-satunya ditempuh dalam proses belajar dan dikaitkan dengan pekerjaan. Atau dengan pengertian lain dari pendidikan yang dijalani individu mempunyai implikasi langsung terhadap pekerjaan yang akan dipilihnya setelah individu bersangkutan menamatkan studinya.
·           Edwin L. Herr mengungkapkan pendidikan karir dapat dilihat sebagai suatu proses perkembangan fasilitas karir untuk semua siswa yang bersumber dari modifikasi pengalaman-pengalaman baik dari sektor industri, bisnis, maupun rumah tangga institusi-institusi yang berusaha untuk mengembangkan karir para siswa, yang meliputi usaha-usaha yang mengutamakan kecakapan dalam mempersiapkan dirinya menyusun sekelompok konsep yang lebih luas atau sekelompok konsep karir yang lebih sempit dan persiapan untuk memilih pekerjaan, jabatan, atau karir secara lebih bijaksana.
Dalam hal ini dari pendapat para ahli bahwa bimbingan karir dalam setting sekolah pada dasarnya berlangsung searah dan sejalan dengan pendidikan karir. Pengertian dari pendidikan karir dapat di simpulkan bahwa proses yang bersifat seumur hidup dan pendidikan karir merupakan penunjang utama perkembangan karir, dan untuk lebih memudahkan para siswa untuk mengarahkan arah pilihannya dalam bekerja.
Berkaitan dengan penjelasan diatas dari James C. Hansen, Richard R. Stevic dan Richard W. Warner. Jr yang mengemukakan lima komponen  pokok pendidika karir dan merupakan cerminan dari aspek-aspek pokok kebutuhan yang harus dipenuhi dalam karir seseorang sebagai berikut,
a.       Setiap pengalaman belajar hendaknya selalu diikuti oleh aplikasi dengan karir tertentu para siswa, guru, konselor, dan penasehat perlu diberikan kesempatan untuk mengintegrasikan antara pengetahuan dengan pekerjaan yang diembannya.
b.      Latihan keterampilan yang diperlukan dalam rangka memasuki dunia kerja yang akan diterjuni oleh individu yang memerlukan pekerjaan (pelatihan).
c.       Komponen ini tentunya memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memehami dan menghayati nilai-nilai kerja yang berorientasi kepada masyarakat. pemberian bantuan yang diberikan seseorang seharusnya secara sistematis dan kontinu untuk menjamin dalam pendidika  karir dan proses perkembangannya agar mendapatkan hasil yang memuaskan.
d.      Setiap siswa hendaknya diberikan kesempatan untuk seluas-luasnya dalam memasuki dunia kerja secara nyata.
e.       Ditekankan pentingnya diidentifikasikan dan di paparkan di hadapan para siswa, dari aspirasi seseorang terhadap dunia kerja, berkesempatan bekerja yang tersedia di masyarakat dan sikap masyarakat terhadap dunia kerja.

B.     Tujuan Pendidikan Karir
Institusi program pendidikan karir di sekolah-sekolah pada umumnya dilaksanakan dengan tujuan,
1.      Membantu para siswa untuk dapat mengeksplorasi terhadap sekelompok pekerjaan.
2.      Menyiapkan dengan berbagai informasi tentang karir dan pasar kerja secara luas.
3.      Menyiapkan dan memperlengkapi para siswa dengan kecakapan umum dan kecakapan khusus serta memiliki keyakinan yang mantap dalam rangka memasuki pekerjaan.
4.      Menyiapkan berbagai bentuk bantuan dari konselor pada para siswa dalam proses perencanaan karir.
Meninjau arah dan tujuan pendidikan karir di sekolah dari berbagai macam tingkat dan umur.
1.      Kemampuan yang berpusat pada kecakapan akademis yang diadaptasikan untuk mempercepat peralihan sosial masyarakat.
2.      Melengkapi dengan kebiasaan untuk bekerja dengan baik.
3.      Mampu untuk memiliki dan dapat menentukan pilihan tertentu terhadap nilai kerja dari suatu pekerjaan.
4.      Melengkapi dengan kemampuan pembuatan keputusan, memburu pekerjaan dan keterampilan memperoleh pekerjaan.
5.      Melengkapi dengan kemempuan untuk bekerja pada suatu tahapan tertentu yang memungkinkan bagi para siswa untuk dapat memasuki dunia kerja.
6.      Melengkapi dengan keputusan karir yang berpusat pada dirinya sendiri dari sekelompok kemingkinan-kemungkinan yang luas, serta kesempatan dalam pendidikan serta kaitannya dengan pekerjaan.
7.      Tersedianya kesadaran yang berarti pada diri siswa untuk memperoleh pendidikan secara kontinu dan berulang-ulang kearah sistem pendidikan formal.
8.      Keberhasilan dalam pengelolaan penempatan pekerjaan lebih lanjut dalam pendidikan.
9.      Keberhasilan dalam menggabungkan nilai-nilai pekerjaan ke dalam keseluruan struktur nilai kepribadiannya.

C.    Model-model Pendidikan Karir
Model pendidikan karir ini di gunakan di kantor departemen pendidikan amerika serikat sebagaimana di uraikan di bawah ini:
1.         School based comprehensive career education
Model ini ditekankan pada pengembangan dan memperluas lapangan pendidikan karir yang bertujuan dalam memasuki konsep perkembangan karir dari sekolah dasar sampai sekolah menengah tingkat atas. Edwin L. Herr menggambarkan unsur-unsur pendidikan karir, di antaranya;
a.       Kesadaran karir, merupakan bentuk pemahaman tentang dunia kerja secara menyeluruh.
b.      Kesadaran diri, merupakan bentuk kesadaran yang dimiliki tiap siswa terhadap diri sendiri.
c.       Apresiasi-apresiasi dan sikap, merupakan bentuk suatu system nilai terhadap karir dan peranannya.
d.      Kemampuan pembuatan keputusan, merupakan bentuk pemahaman siswa terhadap tahapan-tahapan pembuatan keputusan. Melalui pendidikan karir akan dikembangkannya unsur kemampuan dalam pembuatan keputusan dan menghasilkan keputusan karir.
e.       Kesadaran ekonomis, merupakan kesadaran yang dimiliki terhadap relasi antar factor ekonomi pribadi, pola hidup dan pekerjaan.
f.       Kesadaran keacakapan bekerja dan kompetensi awal, merupakan dasar keterampilan kognitif yang dituntut dalam mengindentifikasi tujuan dari suatu tugas, prosedur, melaksanakan tugas, dan mengadakan evaluasi.
g.      Keterampilan kecakapan bekerja, merupakan bentuk keterampilan yang dituntut agar dapat melakukan berbagai tugas seacara tepat.
h.      Kesadaran pendidikan,  merupakan bentuk pengenalan dari siswa tentang perkembangan keterampilan dasar dan penguasaan pengetahuan dalam mencapai tujuan karir.
2.      Employer based career educational model
Model pendidikan ini ditekankan untuk siswa dengan acara mengubah system sekolah yang telah ada dengan system pendidikan untuk orang dewasa, pekerja, dan kegiatan belejar dengan lingkungan dan mendemonstrasikan sesuatu yang bersangk-paut dengan pendidikan serta seacara langsung melibatkan siswa dalam operasi kerja masyarakat. Menurut Herr, merupakan system belajar dengan lingkungan, bertujuan untuk ;
a.       Mengulangi dan memperkuat kompetensi pendidikan siswa dan minatnya.
b.      Menyediakan kesempatan kepada para siswa dalam bermacam-macam kegiatan dengan orang-orang lainnya, tetapi terbatas pada kelompok teman sebaya dan guru-guru yang ada kelomppok dalam lingkungan sekolah.
c.       Mengembangkan suatu kekuatan konsep diri dan secara langsung berpatisipasi dalam diri individu dan dalam program belajar mandiri.
d.      Menyediakan bermacam-macamm kesempatan pada siswa untuk mendapatkan secara langsung informasi yang tepat, kesempatan-kesempatan yang ada dan syarat-syarat, serta keuntungan dan kerugian dari bermacam-macam pelilihan karir.
3.      Home based career education model
Model pendidikan karir dimana basisnya adalah keluarga menitik beratkan kepada pemberian penerapan untuk individu, terutama untuk orang dewasa tentang adanya berbagai macam atau jenis pekerjaan dan kesempatan untuk mengikuti latihan dalam masyarakat dan mempergunakan media massa sebagai sarana untuk menjaring penduduk dalam program ini.
4.      Rural resindential based career education model
Suatu model pendidikan karir dimana basisnya adalah pendudukan pedesaan. Model pendidikan karir ini lebih menitik beratkan untuk pekerja-pekerja di bawah umur dan berbagai macam masalah keluarga-keluarga pedesaan. Model inimemberikan bentuk bantuan dengan melalui pendidikan remedial, konseling, dan memberikan berbagai keterampilan dalam mengembangkan keluarga.
G. J. Swanson, dalam bukunya yang berjudul concepts in career education, (1971) memberikan beberapa contoh dan alasan kenapa sekolah-sekolah memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan karir, alasannya adalag sebagai berikut ;
a.       Pelaksaan rencana-rencana pendidikan ditunjukan pada bentuk pengajaran yang melibatkan kegiatan-kegiatan siswa di luar sekolah.
b.      Memperluas kursus-kursus yang mengarah kepada pekerjaan atau jabatan.
c.       Memperluas pilihan-pilihan pendidikan siswa dan memiliki kebebasan untuk memasuki dunia kerja.
d.      Memperluas pengalaman kerja dan program studi dalam pekerjaan dalam rangka pengalaman eksplorasi karir.
e.       Menciptakan suatu system pendidikan dengan berbagai kemungkinan ‘masuk secara terbuka’ dan ‘keluar secara terbuka’.
f.       Mendirikan kursus-kursus baru, kursus-kursus mini, unit-unit kursa yang ada dan pusat percobaan dengan membangun atau menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka eksplorasi, merencanakan karirnya.

D.    Pendidikan Karir dan Konselor
Konselor profesional yang bertugas pada lembaga pendidikan ataupun non kependidikan adalah secara professional dalam melibatkan dirinya sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing lembaga. Tugas yang harus dilakukan seorang konselor profesional baik dalam seting pendidikan ataupun non kependidikan wajib untuk melibatkan dirinya pada program yang direalisasikan dirinya dengan tujuan pendidikan karir. Program pendidikan karir akan berfungsi secara baik dan efektif bila dikaitkan dengan perkembangan karir, karena perkembangan karir adalah merupakan komponen dasar dari pendidikan karir.
Amerika serikat mengemukakan 6 fungsi seorang konselor dalam pendidikan karir, seperti:
1.        Melengkapai Kepemimpinan dalam identifikasi dan implementasi program dari tugas-tugas perkembangan karir individu.
2.        Melengkapai kepemimpinan dalam asimilasi dan aplikasi dari metode pengambilan keputusan karir dan materi-materi karir.
3.        Melengkapi kepemimpinan dalam identifikasi, klasifikasi dan manfaat diri, serta pendidikan dan informasi pekerjaan.
4.        Melengkapi kepemimpinan dalam menghapuskan pengaruh dari ras adalah suatu budaya yang membatasi penggunaan kesempatan pada golongan kecil orang-orang dan keluarga-keluarga.
5.        Melengkapi kepemimpinan dalam memperluas serta menetapkan bermacam-macam alat perlengkapan yang cocok dan menyiapkan prosedur untuk menampung pendapat personal, serta dalam pengambilan keputusan pekerjaan dan pendidikan.
6.        Melengkapi kepemimpinan dalam mengutamakan pentingnya menempatkan fungsi konseling karir dalam program pelaksanaan pendidikan karir.

Beberapa kegiatan yang dapat mempengarui lainnya dalam pendidikan karir meliputi:
1.        Bantuan yang berkaitan antara pendidikan dan kelompok-kelompok sumber masyarakat.
2.        Tuntutan dalam bimbingan karir terutama menyiapkan penetapan survei-survei.
3.        Mengorganisir dan mengoperasikan pendidikan yang part time dan full time, serta program penempatan dalam pekerjaan dan jabatan.
4.        Tuntutan kegiatan-kegiatan penyesuaian, tindak lanjut dan tindakan seterusnya terhadap pekerjaan.
5.        Berpartipasi dalam perbaikan-perbaikan kurikulum.
6.        Berpartisipasi dalam usaha untuk memonitor dan menetapkan operasi-operasi dan komunikasi hasil kegiatan kepada klien.
7.        Berpartisipasi dalam usaha pendidikan karir di rumah tangga dan keluarga.























BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Bahwa pendidikan karir sangat penting bagi siswa, karena pendidikan karir dapat membantu siswa dalam memilih atau menempatkan dirinya dalam karir sesuai dengan kemampuan yang di miliki dalam diri sendiri. Dalam hal ini siswa di tuntut agar dapat memilih pekerjaan yang diinginkannya sejak awal, yaitu cita-citanya yang akan dicapainya, dengan diberikan informasi tentang pekerjaan secara keseluruhan.

B.     SARAN
Adapun saran dari tim penulis bahwa penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan karir khususnya di lingkup Pendidikan Pascasarjana UNP.




















DAFTAR PUSTAKA

Sukardi, Dewa ketut. 1987. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta :
             Ghalia Indonesia
http://sririsky.blogspot.com/2015/06/bimbingan-karier.html (diakses pada tanggal 11 nopember 2018)

Post a Comment

0 Comments