THE 7 HABITS OF HIGHLY EFFECTIVE PEOPLE


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Karakter kita pada dasarnya adalah gabungan dari kebiasaan kita. Kebiasaan adalah suatu cara lazim yang wajar dan diulang-ulang terhadap hal yang sama kemudian diterima serta diakui oleh masyarakat. Masing-masing orang pasti mempunyai perilaku-perilaku tertentu yang menyenangkan sehingga akan dikerjakan setiap waktu. Perilaku-perilaku tersebut bisa sama atau bisa juga berbeda dengan individu yang lain. Sebagai contoh, memiliki perilaku untuk mencuci tangan sebelum makan. Perbuatan atau perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dan menjadi pola hidup seperti itulah yang disebut kebiasaan. Di masyarakat, juga terdapat kebiasaan-kebiasaan tertentu yang diikuti oleh setiap warganya. Kebiasaan itu bisa berupa cara-cara melakukan atau memanfaatkan sesuatu ataupun perilaku-perilaku tertentu yang dianggap praktis dan juga benar.
Kebiasaan yang baik adalah persinggungan antara pengetahuan, keahlian dan keinginan. Kebiasaan merupakan aktifiitas yang dikerjakan tanpa perlu berpikir dulu dan 7 kebiasaan yang paling efektif menurut Covey adalah jadilah proaktif, mulai dengan akhir dipikiran, dahulukan yang utama, berpikir menang-menang, berusaha mengerti dulu baru minta dimengerti, wujudkan sinergi/kerja sama yang kreatif dan asahlah gergaji.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah “Apa 7 kebiasaan yang efektif?”
C.    Tujuan
Untuk mengetahui apa saja 7 kebiasaan yang efektif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.




BAB II
PEMBAHASAN

Stephen R Covey adalah penulis buku “ The seven Habits of Highly Effective People”. Ia lahir 24 Oktober 1923 di Salt Lake City, Utah, AS. Setelah terbit buku suksesnya, kemudian mendirikan Covey Leadership Center di tempat kelahirannya. Ia adalah guru manajemen pribadi yang paling berpengaruh. Buku ini mampu menjadi cetak biru bagi siapapun yang berminat untuk mengembangkan dirinya. Tujuh kebiasaan efektif kelihatan mudah dimengerti, tetapi tidak mudah dilaksanakan, namun inspirasi dan aspirasi dalam bukunya mampu menuntun orang dalam mencari kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat.
Kebiasaan adalah aktivitas yang dikerjakan tanpa perlu berpikir dulu dan 7 kebiasaan yang paling efektif menurut Covey :
1)      Be proactive, jadilah proaktif yang menjadi kendali seseorang terhadap lingkungan dibanding situasi sekelilingmu yang mengendalikanmu.
2)      Begin with the end in mind, mulai dengan akhir dipikiran atau disebut kepemimpinan pribadi. Dengan ini kamu dapat konsentrasi dan mempertimbangkan segala konsekwensinya sebelum bertindak, sehingga dapat produktif dan berhasil,
3)      Put first things first, dahulukan Yang Utama atau manajemen pribadi untuk mengimplementasikan dan mengelola kebiasaan no.2 yang bersifat mental, dan kebiasaan no.3 bersifat fisik.
4)      Think win-win, berpikir menang-menang atau kepemimpinan antar pribadi. Karena sasaran bergantung kepada hubungan dan kerjasama dengan lainnya, maka semua perlu bagian yang adil dan menguntungkan.
5)      Seek first to understand and then to be understood, Berusaha mengerti dulu, baru minta dimengerti. Komunikasi adalah bagian penting, dan seperti analogi “diagnosis dulu sebelum memberikan resep”.
6)      Synergize, wujudkan sinergi/ kerjasama yang kreatif. Kekuatan kerjasama lebih besar dari upaya per bagiannya, jadi galilah potensi dan kebaikan konstribusi orang lain.
7)      Sharpen the saw, asahlah “Gergaji” keseimbangan pembaharuan diri, sehingga kebiasaan baik lainnya bisa tumbuh dan berkembang.
Kebiasaan 1, 2 dan 3 adalah sesuatu yang berhubungan dengan diri pribadi atau ke dalam. Kebiasaan ini wujud kemenangan pribadi yang diperlukan untuk berkembangnya karakter pribadi. Kebiasaan 4, 5 dan 6 adalah wujud kemenangan publik; kebiasaan ini juga berupa kerjasama dan komunikasi yang baik. Kebiasaan ke 7 (Asahlah “Gergaji”) adalah pembaharuan diri dalam bentuk: spiritual, mental, fisik dan sosial/emosional, yang semuanya memerlukan perawatan dan pertumbuhan.
A.    Be proactive, Jadilah Manusia yang Proaktif
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, di masa sekarang, maupun dimasa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta menggunakan keempat karunia manusia yang unik – kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi, dan kehendak bebas – dan dengan menggunakan Pendekatan Dari Dalam Ke Luar untuk menciptakan perubahan. Mereka bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam hidup mereka sendiri, yang adalah keputusan paling mendasar yang bisa diambil setiap orang.
Kita perlu tahu bagaimana memfokuskan waktu dan energi untuk menjadi efektif. Wilayah yang menjadi perhatian kita (concerned) disebut sebagai “Lingkaran Perhatian”. Wilayah dimana kita benar-benar bisa mengerjakan segala sesuatunya, disebut sebagai “Lingkaran Pengaruh”. Ketika kita fokus pada waktu dan energi kita di Lingkaran Perhatian, namun posisi berada di luar Lingkaran Pengaruh, kita tidak efektif. Bagaimanapun, menjadi proaktif akan membantu memperluas Lingkaran Pengaruh kita. (Dimana kita bisa mengerjakan sesuatunya menjadi efektif).
Masalah kita ada pada tiga area: Kontrol Langsung (masalah menyangkut perilaku kita sendiri), Kontrol Tidak Langsung (masalah menyangkut perilaku orang lain), atau Tidak Ada Kontrol (masalah yang kita tidak bisa kerjakan apapun). Masalah Kontrol Langsung diselesaikan melalui kemenangan pribadi dari Habits 1, 2 dan 3. Masalah Kontrol Tidak Langsung dipecahkan melalui cara berpengaruh, kemenangan publik Habit 3, 5 dan 6. Masalah tidak ada Kontrol yang terbaik adalah diselesaikan dengan penyikapan.
B.     Begin with the end in mind, Mulailah segala sesuatu dengan gambaran akhirnya
Berarti mampu menggambarkan hasil akhir yang ingin dicapai secara jelas. Sebenarnya semua pencapaian manusia memiliki dua fase penciptaan yaitu :
a.       Ketika diciptakan di dalam mental
b.      Ketika diciptakan secara nyata
Segalanya diciptakan dua kali – pertama secara mental, kedua secara fisik. Individu, keluarga, tim, dan organisasi, membentuk masa depannya masing-masing dengan terlebih dulu menciptakan visi serta tujuan setiap proyek secara mental. Mereka bukan menjalani kehidupannya hari demi hari tanpa tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. Secara mental mereka identifikasikan prinsip-prinsip, nilai-nilai, hubungan-hubungan, dan tujuantujuan yang paling penting bagi mereka sendiri dan membuat komitmen terhadap diri sendiri untuk melaksanakannya. Suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari penciptaan secara mental, yang dapat disusun oleh seorang individu, keluarga, atau organisasi. Pernyataaan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusan-keputusan lainnya. Menciptakan budaya kesamaan misi, visi, dan nilai-nilai, adalah inti dari kepemimpinan
Segala sesuatunya dibuat dua kali. Kita menciptakannya pertama -tama dalam pikiran kita, dan kemudian kita mengerjakannya secara fisik. Dengan pengendalian dari penciptaan pertama milik kita, kita bisa menulis dan menulis ulang naskah, dengan demikian bisa melakukan beberapa kontrol dan pertanggung-jawaban hasil dan akibatnya. Kita menulis dan mengulang tulisan menggunakan angan-angan dan kata hati kita.
Kamu bisa membuat pernyataan misi dengan seimbang dan lebih mudah dikerjakan dengan menguraikan pada area aturan spesifik dari kehidupanmu dan tujuan yang kamu inginkan untuk dicapai dalam setiap area. Jika kamu menemukan tindakan tidak sejalan dengan pernyataan misi, kamu bisa membuat penegasan untuk memperbaiki. Suatu penegasan haruslah memiliki lima isi: harus bersifat pribadi, positif, saat ini, visual dan emosional. Kamu juga bisa menggunakan teknik-teknik visualisasi.
C.    First things first, dahulukan yang  utama
Habit 1 - Saya adalah Programmer.
Habit 2 - Menulis Program.
Habit 3 - Mengaktifkan/melaksanakan Program.
Kebiasaan 3 (Habit 3) adalah Manajemen Pribadi, pelatihan ke-mandirian yang akan menciptakan kehidupan yang selaras dengan ni-lai-nilai, sasaran dan misi yang dianut. Anugrah manusia yang keempat, Keinginan Bebas, adalah kemampuan untuk membuat keputusan, pilihan dan bertindak berdasar kepada dirinya. Integritas adalah kemampuan un-tuk membuat dan menjaga komitmen kepada diri kita sendiri. Manajemen menyangkut pengembangan aplikasi spesifik dari ide-ide. Kita ha-rus memimpin melalui otak kanan (secara kreatif) dan mengelola dari otak kiri (secara analitis). Untuk mengendalikan perasaan, ayunan dan suasana hati kepada nilai-nilaimu, kamu harus menyalakan kata “YA” dalam hati, dan berkata “TI-DAK” kepada yang lain. Kata “YA” adalah maksud, keinginan, perasaan nyata dari arah dan nilai kita.
Mendahulukan yang utama artinya fokus pada prioritas, kita tidak akan bisa menyelesaikan semua hal yang hinggap di tangan kita. Mendahulukan yang utama artinya mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara mental (tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda). Hal-hal sekunder tidak didahulukan. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak entah tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.
Manajemen waktu adalah keahlian penting untuk manajemen pribadi. Inti sari manajemen waktu adalah mengelola dan melaksanakan priori-tas. Metoda manajemen waktu telah dikembangkan dalam berbagai tahapan:
a.       catatan dan checklist- mengenali berbagai kebutuhan pada waktu kita;
b.      kalendar dan buku agenda- menjadwalkan acara dan aktivitas;
c.       memprioritaskan, memperjelas nilai-nilai- menyatukan perencanaan harian dengan sasaran (detail dari pendekatan ini adalah memperluas efisiensi yang bisa mengurangi spontanitas dan hubungan dalam hidup);
d.       mengelola diri kita lebih dari pengelolaan waktu- memfokuskan pada penjagaan dan memperkaya hubungan dan penyelesaian hasil, dengan begitu merawat keseimbangan P/PC (produksi versus pengembangan kapasitas produksi)
Suatu matriks bisa dibuat dari karakteristik aktivitas, mengklasifikasikannya sebagai urgendan tidak urgen, penting dan tidak penting. Daftar aktivitas yang mendesak untuk ditindak-lanjutidisebut sebagai “Urgen”. Daftar aktivitas yang memberikan konstribusi pada misi, nilai atau sasaran prioritas tinggi kita sebagai “Penting”
Gambar 2. Urgen

Aktivitas Kuadran I adalah urgen dan penting - disebut juga ma-salah dan krisis. Memfokuskan pada Kuadran I berkesudahan menjadi lebih besar dan bertambah besar sampai masalah mendo-minasi kamu. Aktivitas Kuadran III adalah urgen namun tidak penting, dan sering salah menempatkan sebagai Kuadran I. Kuadran IV adalah kuadran pelarian - aktivitas yang tidak urgen dan tidak penting.
Covey telah mengembangkan cara pengelolaan Kuadran II dengan memenuhi enam kriteria :
a.       Koheren- menyatukan aturan, tujuan dan prioritas.
b.      Seimbang - menjaga berbagai aturan/tugas sebelumnya, sehingga tidak diabaikan.
c.       Fokus pada kuadran II- Mingguan - kuncinya adalah tidak memprioritaskan apa yang ada dalam jadwalmu, tapi menjadwalkan prioritasmu.
d.      Dimensi orang- pikirkan efisiensi ketika berkaitan dengan barang, namun pikirkan efektivitas ketika berkaitan dengan orang. Orang pertama yang mempertimbangkan efektivitas adalah dirimu sendiri. Skedul adalah membagikan kepada orang-orang.
e.       Fleksibilitas- cara pengelolaan adalah pelayanmu, bukan gurumu.
f.       Portabilitas- mudah dibawa.
D.  Think Win-Win, berpikir menang-menang
Berpikir menang-menang bearrti selalu mengutamakan kerja sama, sifat kooperatif dan menguntungkan kedua belah pihak. Berpikir menang/menang adalah cara berpikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama, dan didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berpikir menang/menang adalah didasarkan pada kelimpahan “kue” yang selamanya cukup, peluang, kekayaan, dan sumber-sumber daya yang berlimpah – ketimbang pada kelangkaan serta persaingan. Berpikir menang/menang artinya tidak berpikir egois (menang/kalah) atau berpikir seperti martir (kalah/menang). Dalam kehidupan bekerja maupun keluarga, para anggotanya berpikir secara saling tergantung – dengan istilah “kita”, bukannya “aku”. Berpikir menang/menang mendorong penyelesaian konflik dan membantu masing-masing individu untuk mencari solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan. Berpikir menang/menang artinya berbagi informasi, kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.
Menang/Menang adalah salah satu dari total enam filosofi dari interaksi manusia.
  1. Menang/Menang, manusia bisa mencari keuntungan bersama dalam berbadai interaksi. Prinsip yang mendasar perilaku.
  2. Menang/Kalah, paradigma kompetisi: jika saya menang, kamu kalah. Gaya kepemimpinan adalah diktator. Dalam hubungan ini, jika kedua orang tidak menang, keduanya kalah.
  3. Kalah/Menang, paaragdima “ Doormat”. Individu mencari kekuatan dari popularitas didasarkan pada penerimaan. Gaya kepemimpinan aalah permisif/serba membolehkan. Hidup dalam paragdima ini bisa menghasilkan gangguan kejiwaan dari adanya tekanan kebencian.
  4. Kalah/Kalah, bila orang menjadi terobsesi dengan membuat yang lain kalah, meskipun dengan biaya miliknya. Ini adalah filosofi konflik permusuhan, perang atau orang yang sangat bergantung (jika tidak ada yang mnang, menjadi kalah adalah tidak buruk).
  5. Menang, memfokuskan semata-mata mengambil apa yang diinginkan, tidak ada penghormatan kepada kebutuhan orang lain.
  6. Menang/Menang or No Deal. Jika kita tidak menemukan pemecahan yang mengutungkan bersama, kita menyetujui untuk persetujuan tidak setuju-tidak ada “deal”. Pendekatan ini sangat realistik pada hubungan awal bisnis atau perusahaan, tidak ada pilihan yang lama.
Ada lima dimensi dari model Menang/Menang: Karakter, Hubungan, Persetujuan, Sistem Dukungan dan Proses.
a.    Karakter adalah pondasi Menang/Menang.  Disini harus ada integritas untuk membangun kepercayaan dalam hubungan dan mendefinisikan kemenangan dalam nilai-nilai pribadi. Suatu kunci adalah kekayaan kapasitas mental yang disana terdapat bagian se-dikit untuk setiap orang (vs miskin mentalitas). Kapasitas mental yang berlimpah mengalir dari rasa hati yang mendalam dari rasa aman dan pribadi yang berharga.
b.    Hubungan adalah fokus dalam Menang/Menang. Apapapun orientasi orang yang kamu ajak bicara (Menang/Kalah dll), hubun-gan adalah kunci untuk memutar situasi. Bila disana ada hubungan kepercayaan dan keseimbangan catatan bank emosi tinggi, terdapat lebih besar kemungkinan sukses, interaksi produktif. Energi nega-tif fokus pada perbedaan pada kepribadian atau posisi perlu dihilan-gkan; energi kooperatif fokus pada pengertian dan pemecahan isu yang dibangun.
c.    Persetujuan Prestasi atau Kerjasama atas kongsi memberikan definisi dan arahan menuju Menang/Menang. Mereka menggeser paradigma produksi dari vertikal (Atasan - bawahan) menjadi hori-zontal (partner/tim). Persetujuan harus meliputi elemen untuk men-ciptakan suatu standard sehingga orang bisa mengukur kesuksesan-nya.
d.   Sistem Imbalan adalah elemen kunci dalam model Menang/Menang. Membicarakan Menang/Menang, namun (pada akhirnya) mem-ber5 imbalan kepada Menang/Kalah menghasilkan pengingkaran pada paradigma Menang/Menang. Jika unjuk kerja menonjol dari beberapa orang diberi imbalan, anggota tim yang lain akan menjadi pecundang. Jika demikian, kembangkan pencapaian sasaran individu dan timyang akan diberi imbalan.
e.    Proses Menang/Menang memiliki empat tahap.
1)      Lihatlah masalah dari titik pandang lain, dalam hal kebutuhan dan titik perhatian dari yang lain.
2)      Kenali isu dan perhatian kunci (bukan posisi) yang terlibat.
3)      Tentukan hasil apa yang akan membuat solusi diteri-ma penuh.
4)      Kenali pilihan baru untuk meraih hasil tersebut.
Kamu hanya bisa meraih solusi Menang/Menang dengan prosedur Menang/Menang. Menang/Menang bukan teknik kepribadian. Itu adalah paradigma total dari interaksi manusia.
E.     Seek first to understand and then to be understood, berusaha untuk mengerti, baru minta dimengerti.
a.       Mendengar dengan empati
Mendengar dengan empati adalah mendengar dengan seksama untuk mengetahui kerangka referensi dan perasaan orang lain. Kamu mesti mendengar dengan telinga, mata dan hatimu. Mendengar dengan empati adalah deposito yang sangat bagus untuk catatan bank emosi. Juga memiliki efek pengobatan dan penyegaran karena memberikan orang “hawa psikologis”
b.      Diagnosa sebelum menulis resep
Adalah sangat berbahaya menulis resep tanpa diagnosis yang aku- rat. Penjual efektif mencari untuk mengetahui kebutuhan, perhatian dan situasi pelanggan. “Amatiran akan menjual produk, profesional menjual solusi”. Ini adalah prinsip sebutan yang biasa ada dengan kekuatan terbesar dalam hubungan antarpribadi.
c.       Empat respon otobiografis
Evaluasi - Setuju untuk tidak setuju
Periksa - Menanyakan pertanyaan dari kerangka referensimu sendiri. Advis - Memberikan konsultasi berdasarkan pengalamanmu sendiri. Interpretasi - Menjelaskan motif dan perilaku berdasarkan motif dan perilakumu sendiri.
Perilaku tersebut adalah menguasai dan menyerang. Mungkin logis, dan bahasa logika adalah berbeda dari bahasa emosi dan perasaan.
d.      Keahlian menyangkut empat tahap pengembangan
1)      Paling tidak, yang efektif adalah isi mimik, yang dipelajari dalam mendengar aktif dan reflektif - mengulang kembali apa yang di- katakan orang kepada seseorang.
2)      Mengatakan dengan cara lain isi adalah lebih efektif, tapi tetap terbatasi pada komunikasi verbal. Menaruh arti-nya orang lain dalam perkataanmu sendiri. Ini adalah pendekatan “logis”.
3)      Merefleksikan perasaan menyangkut otak kanan, level emosi.
4)      Mengatakan dengan cara lain isi dan merefleksikan perasaan ter- masuk kedua dan ketiga, mencoba untuk mengerti kedua sisi ko- munikasinya dan memberikan hawa psikologis
e.       Pernyataan emosi memerlukan empati, respon logis-emosional
Anak-anak akan terbuka kepada orang tuanya jika mereka merasa orang tuanya akan mencintainya tanpa syarat dan akan percaya padanya sesudahnya, tanpa pernah mengejeknya. Kadang pembicaraan tidak perlu empati, kata-kata begitu seperti apa adanya.
f.       Pengertian dan persepsi
Dengan memahami orang lain, kita belajar paradigmanya melalui bagaimana mereka melihat dunia dan kebutuhannya. Kemudian kita bisa mencoba untuk menyelesaikan perbedaan untuk bekerja bersama.
g.      Kemudian mencoba untuk dimengerti
Mengetahui bagaimana untuk dimengerti sama pentingnya dengan mencoba mengerti untuk mencapai solusi Menang/Menang, dan  memer- lukan keteguhan hati.
h.      Satu-satu
Habit 5 adalah kekuatan karena berfokus pada pusat pengaruh. Ini adalah pendekatan dari dalam keluar. Kamu memfokuskan pada ban- gunan pengertianmu. Kamu bisa saja terpengaruh, ini adalah kunci un- tuk mempengaruhi orang lain. Sebagaimana kamu bisa semakin banyak menghargai orang lain, mereka akan menghargai kamu semakin banyak. Peluang untuk mempraktekkan kebiasaan ini secara proaktif bisa ter- jadi setiap hari dengan rekan kerja, pelanggan, teman dan keluarga.
Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain, ketimbang untuk menanggapinya, kita memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah. Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha dipahami menuntut keberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan di antara keduanya.
F.     Synergize, wujudkan sinergi/kerja sama kreatif
Sinergi bermakna keseluruhan adalah lebih besar dari pada jumlah se- tiap bagiannya. Suatu hubungan yang mana bagian-bagian yang memi- liki setiap bagian lainnya adalah suatu bagian yang ada di dalamnya dan merupakan dirinya sendiri - bagian yang besar wewenangnya, menyatu dan menggairahkan. Intisari dari sinergi adalah perbedaan nilai-nilai - dengan menghor- matinya, membangun kekuatan, dan mengkompensasikan kelemahan. Jalan untuk menacapai sinergi melalui proses kreatif, yang bisa mena- kutkan, karena kamu tidak pernah tahu kemana proses kreatif akan mem- bawamu.
a.    Komunikasi sinergis
Komunikasi sinergis adalah membuka pikiran dan hatimu menuju ke- mungkinan baru. Sepertinya mirip kamu melepaskan bisikan “memulai awal di pikiran”, tetapi nyatanya dipenuhi oleh sasaran dan penemuan yang lebih baik. Kepercayaan tinggi akan menuntun kepada komunikasi dan kerjasama yang tinggi. Titik kemajuan komunikasi adalah bertahan (menang atau kalah/menang), penuh pernghormatan (kompromi), sinergis (menang/ menang). Komunikasi sinergis harus dicapai untuk mengembangkan kemungkinan kreatif, termasuk penyelesaian yang lebih baik daripada proposal aslinya. Jika sinergi tidak tercapai, kadang upaya selalu berhasil dalam kompromi yang lebih baik.
b.    Sinergi dalam ruang kelas
Suatu kelas sinergis bergerak dari suatu lingkungan yang tenang ke keadaan ber-ungkapan pendapat (brainstorming). Spirit evaluasi menjadi bawahannya spirit jejaring kreativitas, angan-angan dan intelektual. Ke- mudian kelas sepenuhnya ditransformasikan dengan kegairahan dari arah baru.
c.    Sinergis dalam bisnis
Kegairahan bisa menggantikan pertukaran dengan rasa hormat dan ego perang. Namun pengalaman sinergis secara khusus jarang bisa dibuat. Lebih sering, pengalaman baru harus dicari. Dengan membuat pernyataan misi sinergis, hal yang terukir di hati dan pikiran partisipan.
d.   Memancing untuk alternatif ketiga
Jalan “tengah” mungkin tidak bisa dikompromikan, namun ada alter- natif ketiga, bagaikan puncak suatu segitiga. Dengan pencarian bersama untuk mengerti dan dimengerti, partisipan mengumpulkan keinginannya. Mereka bekerja sama pada sisi yang sama untuk membuat alternatif ketiga, untuk mempertemukan kebutuhan setiap orang.
e.    Sinergi negative
Pendekatan menang/kalah yang bisa menghasilkan pengeluaran energi negatif. Ini seperti mencoba menyetir dengan kaki satu di pedal gas, yang lain di pedal rem. Malahan jika menekan rem, banyak orang memberi- kan gas. Mereka akan memberikan tekanan lebih banyak untuk menguat- kan posisi mereka, membuat lebih banyak perlawanan. Kontras dengan pendekatan kooperatif akan mampu mencapai sukses.
f.     Menghargai perbedaan
Intisari sinergi adalah menghargai perbedaan mental, emosional dan pskologis diantara orang-orang. Kunci untuk menghargai perbedaan itu adalah menyadarkan bahwa semua orang memandang dunia, tidak seb- agaimana adanya. namun sebagaimana mereka (perbedaan dalam me- mandang).
g.    Menekankan analisis di lapangan
Untuk menghasilkan sinergi, konsep menang/menang, sinergi penger- tian dan pencarian bersama digunakan untuk bekerja langsung pada do- rongan menahan. Kalo begitu libatkan orang dalam proses, sehingga mer- eka mengerti, apa yang menjadikan permasalahan. Mereka akan berlaku menjadi bagian penting dari solusi. Sebagai suatu hasil, berbagai sasaran bisa diciptakan, sehingga perusahaan bisa bergerak maju.
h.    Semua kondisi alam adalah sinergis
Ekologi, adalah sesuatu yang saling berhubungan, yang menjelaskan prinsip sinergi di alam. Hubungan kekuatan kreatif perlu dimaksimalkan. Tujuh kebiasaan juga saling berhubungan dan memiliki kekuatan besar ketika digunakan bersama. Sinergi  adalah pencapaian puncak dari kebiasaan-kebiasaan sebelum- nya. Efektivitas dalam realitas saling-ketergantungan.
Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga–bukan caraku, bukan caramu, melainkan cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Memanfaatkan perbedaan- perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim-tim serta keluarga-keluarga yang sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing individu sehingga secara keseluruhannya lebih besar seperti ini mengenyampingkan sikap saling merugikan (1 + 1 = 1/2). Mereka tidak puas dengan kompromi (1 + 1 = 1 ½), atau sekedar kerjasama (1 + 1 = 2). Melainkan, mereka kejar kerjasama yang kreatif (1 + 1 = 3 atau lebih).
G.    Sharpen the saw, asahlah gergaji
Habit 7 adalah mengambil waktu untuk mengasah gergaji. Dengan memperbaharui empat dimensi dari sifat alamimu - fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional, kamu bisa bekerja lebih cepat dan tanpa kesulitan.  Untuk mengerjakannya, kita harus proaktif. Ini adalah aktivitas Kuadran II (penting, namun tidak urgen) yang harus diaktifkan. Itu adalah pusat dari Lingkaran Pengaruh, maka kita mesti mengerjakannya untuk diri kita sendiri.
  1. Dimensi fisik
Dimensi fisik menyangkut merawat tubuh - makan makanan sehat, cu- kup istirahat dan santai, dan berolah raga secara teratur. Jika kita tidak punya program olah raga teratur, pada akhirnya kita akan membiarkan masalah kesehatan muncul. Program baru harus dimu- lai secara bertahap, sesuai dengan penemuan riset terbaru.
  1. Dimensi spiritual
Dimensi spiritual adalah pusatmu, komitmen untuk sistem nilaimu. Ia tergambar di atas sumber yang menginspirasi dan mengangkatmu serta mengikatmu pada kebenaran manusia yang abadi. Ketika kita meluangkan waktu untuk menggambarkan pusat kepe- mimpinan dari hidup kita, apa yang menjadi pokok kehidupan, itu akan mengembang bagaikan payung yang menaungi apapun di bawahnya. Ini- lah mengapa suatu pernyatan misi pribadi begitu penting.
  1. Dimensi social/emosional
Kehidupan emosional kita adalah pertama yang dikembangkan dan dimuat dalam hubungan dengan yang lain. Pembaharuan dimensi sosial/ emosional memerlukan perhatian dan latihan dalam interaksi kita dengan orang lain.
  1. Menulisi jalan cerita orang lain
Kebanyakan orang hidup dengan cara reaktif berdasarkan pada cermin sosial. Naskahnya didasarkan pada opini, resep, dan paradigma dari orang sekelilingnya. Sebagai orang yang saling-ketergantungan, kita mengenali aturan kita sebagai bagian dari cerminan sosial. Goethe mengajarkan, “Perlakukan seorang manusia sebagaimana ia adanya dan ia akan akan tetap seperti apa adanya. Perlakukan seorang manusia sebagaimana ia bisa dan yang seharusnya dan ia akan menjadi yang ia bisa dan seharusnya.”
  1. Keseimbangan dalam pembaharuan
Pembaharuan pribadi harus termasuk permbaharuan yang seimbang dari ke-empat dimensi - fisik, spirit, mental dan sosial/emosional. Peng- abaian salah satu area memberi akibat negatif pada akhirnya.
  1. Spiral menaik
Pembaharuan adalah prinsip dan proses yang memperkuat kita untuk bergerak menaiki spiral pertumbuhan dan perubahan, suatu perbaikan terus menerus. Pendidikan hati nurani adalah hal vital bagi pimpinan yang benar-benar proaktif dan sangat efektif. Hati nurani adalah anugrah yang bisa mera- sakan kesesuaian atau perbedaan (disparitas) kita dengan prinsip yang benar dan mengangkat kita ke atas. Melatih dan mendidik hati nurani me- merlukan kelimpahan diri secara teratur pada literatur yang berimspirasi, pengajaran pada pemikiran mulia, dan hidup dalam harmoni dengan su- ara-kecilnya (tenang). Bergerak sepanjang spiral keatas menyarankan kita untuk belajar, berkomitmen dan mengerjakan bidang yang lebih tinggi secara meluas.
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus-menerus dalam keempat bidang kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang meningkatkan kapasitas kita utnuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya. Bagi sebuah organisasi, Kebiasaan 7 menggalakkan visi, pembaharuan, perbaikan terus-menerus, kewaspadaan terhadap kelelahan atau kemerosotan moral, dan memposisikan organisasinya di jalan pertumbuhan yang baru. Bagi sebuah keluarga, Kebiasaan 7 meningkatkan keefektifan lewat kegiatan-kegiatan pribadi maupun keluarga secara berkala, seperti membentuk tradisi-tradisi yang merangsang semangat pembaharuan keluarga.
Gambar 2. Mind Mapping 7 kebiasaan Manusia yang efektif
BAB III
PENUTUP


  1. Kesimpulan
Karakter adalah gabungan dari kebiasaan-kebiasaan kita. Kebiasaan sulit berubah, tetapi bisa dirubah dengan komitmen yang sungguh-sungguh. Kebiasaan (habits) yang baik adalah persinggungan antara pengetahuan (knowlegde), keahlian (skill) dan keinginan (desire). Kebiasaan adalah aktivitas yang dikerjakan tanpa perlu berpikir dulu dan 7 kebiasaan yang paling efektif menurut Covey adalah jadilah proaktif, mulai dengan akhir dipikiran, dahulukan yang utama, berpikir menang-menang, berusaha mengerti dulu baru minta dimengerti, wujudkan sinergi/kerja sama yang kreatif dan asahlah gergaji.
  1. Saran
Adapun saran dari penulis bahwa penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah ilmu pengetahuan tentang tujuh kebiasaan yang baik serta dapat diterapkan dan menjadi kebiasaan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar bisa menjadi kebiasaan efektif sesuai yang dijelaskan oleh covey.











DAFTAR PUSTAKA

Stephen R Covey. 2008. The 7 Habits of Highly Effective People “Ringkasan Padat yang ditulis oleh Michael Gray dan diolah oleh Sumargi Rahardjo. MGI/Personal-Enhanced Public Project.

Post a Comment

0 Comments