INTELLECTUAL INTELLIGENCE

Hasil gambar untuk INTELLECTUAL  INTELLIGENCE
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
                 Kecerdasan sering dipahami oleh masyarakat sebagai kemampuan seseorang dalam proses berfikir. Proses berfikir disini dilakukan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih dalam. Pengetahuan yang diperoleh akan menjadi landasan mencapai kesuksesan. Banyak yang menganggap bahwa orang cerdas dalam intelektual akan sukses. Namun, kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan dari kecerdasan intelektual saja, melainkan adanya dukungan dari kecerdasan lain. Kecerdasan tersebut adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Ketiga kecerdasan ini terdapat didalam diri setiap individu, dan akan berkembang jika dapat mengasahnya dengan baik. Dalam prakteknya, ketiga kecerdasan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
                 Berdasarkan pengetahuan yang penulis peroleh, kecerdasan tertinggi sebagai puncak kecerdasan adalah kecerdasan spiritual. Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi, akan mampu merealisasikan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan norma susila. Namun didalam makalah ini dibatasi pada topik kecerdasan intelektual (Intellectual Inteligence)..
B.   Rumusan Masalah
                 Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Adapun beberapa masalah yang akan dibahas antara lain :
1.      Apa pengertian Intelligence ?
2.      Apa faktor – faktor yang mempengarui Intelligence seseorang ?
3.      Apa pengertian kecerdasan  intelektual (intelligence quentient) ?
4.      Bagaimana penilaian kecerdasan intelektual (intelligence quentient)?

C.   Tujuan
                 Berdasarkan rumusan masalah yang disusun oleh penulis diatas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian Intelligence.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Intelligence seseorang.
3.      Untuk mengetahui kecerdasan intelektual  (intelligence quentient)..
4.      Untuk mengetahui penilaian kecerdasan intektual (intelligence quentient).

D.   Manfaat
       Manfaat dalam penulisan makalah ini memuat dua manfaat yaitu :
1.      Bagi penulis, untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
2.      Bagi pembaca, makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi para pembaca.




BAB II
PEMBAHASAN

A.   Inteligensi
       1.    Pengertian Inteligensi Menurut Para Ahli
                        Inteligensi merupakan salah satu milik kita yang paling berharga. Namun orang yang paling cerdas sekalipun tidak sepakat mengenai pengertian inteligensi. Karena inteligensi tidak dapat diukur secara langsung seperti tinggi dan berat badan seseorang. Pengertian inteligensi banyak dikemukakan oleh para ahli. Banyak para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda. Beberapa ahli mendeskripsikan inteligensi sebagai keahlian memecahkan masalah (Problem solving). Ada pula yang mendeskripsikan sebagai kemampuan beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Banyak defenisis tentang inteligensi telah dikemukakan oleh para ahli dan pada bagian ini hanya akan dikemukakan oleh para ahli beberapa di antaranya saya, yaitu :
v Menurut Super & Cities pengertian inteligensi dikatakan bahwa “Intelligence has frequently been defined as the ability to adjust to the environment or to learn from experience” (Super & Cities, 1962:182). Artinya inteligensi adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman.
v Menurut Garret pengertian inteligensi dikatakan bahwa  “Intelligence, includes at least the abilities demanded in the solution of problems which require the comprehesion and use of symbols” (Garret, 1946:372). Artinya inteligensi itu setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan maslaah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol.
v Menurut Bischor pengertian inteligensi dikatakan bahwa “Intelligence is the ability to slove problems of all kinds” (Bischor, 1954:1). Artinya inteligensi ialah kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah).
v Menurut Heidentich pengertian inteligensi dikatakan bahwa “Intelligence refers to the ability to learn and utilize what has been learned in adjusting to unfamiliat situation, or in the solving of problems” Heidentich (1970:129). Artinya kecerdasan menyangkut kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal, atau dalam pemecahan masalah-masalah.                          
                        Berdasarkan pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa inteligensi mengandung pengertian sebagai upaya pengalaman belajar yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari serta kemampuan memecahkan sebuah permasalah yang dialami. Permasalahan- permasalahan tersebut berasal dari dalam diri individu,  permasalahan sosial, permasalahan akademik kultural, serta permasalahan ekonomi keluarga.


2.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi Seseorang
            Haryu Islamudin dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan (2012:254-255) mengatakan inteligensi seseorang pasti berbeda. Perbedaan itu tejadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Pembawaan
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat yang telah ada sejak lahir. Misalnya, dalam sebuah kelas, seorang guru memberikan materi yang sama, namun tidak menuntut kemungkinan semua siswa dapat menerima dengan kapasitas yang sama. Hal demikian terjadi karena kemampuan peserta didik yang berbeda yaitu memiliki kecerdasan yang baik dan tidak memiliki kecerdasan yang kurang baik.
b.      Kematangan
Kematangan yang dimaksud disini adalah kematangan organ tubuh dari hasil pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan itu dapat disebut sebagai kesanggupan organ tubuh dalam menjalankan fungsinya masing-masing.  Misalnya, seorang siswa menerima soal namun tidak dapat mengerjakan dengan baik, dan merasa sukar karena soal tersebut masih sangat sukar baginya. Hal demikian terjadi karena, kapasitas soal yang diterima belum sesuai dengan usia anak didik.
c.       Pembentukan
Pembentukan dapat diartikan sebagai segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi. Pembentukan itu dapat dilakukan dengan sengaja (belajar disekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
d.      Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan manusia kepada tujuan yang hendak dicapai. Dalam diri manusia terdapat dorongan –dorongan yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Dari dorongan untuk berinteraksi dengan  dunia luar itu, timbulah minat terhadap sesuatu. Segala yang ia minati akan mendorongnya untuk melakukan lebih giat dan lebih baik lagi.
e.       Kebebasan
Kebebasan berarti manusia dapat memilih metode-metode yang hendak digunakan dalam memecahkan masalah. Manusia bebas memilih metode, juga bebas memilih masalah sesuai kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini berarti minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan inteligensi.
            Semua faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain. Untuk menentukan inteligensi atau tindakan seorang anak, kita tidak dapat hanya melihat satu faktor. Inteligensi adalah faktor total. Keseluruhan peribadi turut serta menentukan dalam perbuatan inteligensi seseorang.
            Faktor-faktor tersebut menentukan perbedaan inteligensi seseorang. Inteligensi ini bukan hanya kecerdasan intelektual semata, namun semua kecerdasan-kecerdasan yang lain yang ada dalam diri setiap manusia. Kecerdasan-kecerdasan tersebut adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini pula memiliki berbagai kelebihan dan saling menunjang satu sama lain. Untuk itu, perlu mengetahui lebih jelas bagaimana kecerdasan-kecerdasan tersebut yang sebenarnya.

B.   Pengertian Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient /IQ).
       1. Pengertian Kecerdasab Intelektual (Intelligence Quentient)
                        Kecerdasan intelektual merupakan interpretasi hasil tes inteligensi (kecerdasan) kedalam angka yang dapat menjadi petunjuk mengenai kedudukan tingkat intelegensi seseorang. Kecerdasan intelektual berkaitan dengan kesadaran akan ruang, kesadaran akan sesuatu yang tampak, dan penguasaan matematika. Kecerdasan intelektual mampu bekerja mengukur  hal – hal baru, menyimpan dan mengingat kembali informasi objektif serta berperan aktif dalam menghitung angka-angka dan lain-lain. Kita bisa menggunakan kecerdasan inteltual yang menonjolkan kemampuan logika berfikir untuk menemukan fakta objektif, akurat, dan untuk memprediksi resiko, melihat konsekuensi dari setiap keputusan yang ada.
                        Intelligence quotient (IQ) adalah total skor yang berasal dari beberapa tes standar yang dirancang untuk menilai kecerdasan manusia. Singkatan "IQ" diciptakan oleh psikolog William Stern untuk istilah Jerman Intelligenzquotient.
                        Faktor genetik yang berperan pada pembentukan kecerdasan  intelektual tidak akan banyak berubah dari waktu ke waktu tanpa adanya karalisator dari lingkungan. Fasilitas lingkunganlah yang sebenarnya mendorong terjadinya peningkatan aktivitas berfikir manusia yang kemudian mengarah pada peningkatan kecerdasan intelektual. Faktor ini misalnya terjadi pada generasi muda sekarang yang dituntut untuk bisa memecahkan masalah kompleks  secraa cepat, kreatif dan konseptual. Kerdasan intelektual (IQ) dapat didefenisiskan sebagai:
1.      Kemapuan untuk bekerja secara abstrak, baik menggunakan ide-ide, simbol, hubungan logis, maupun konsep-konsep teoritis
2.      Menilai kemampuan kecerdasan IQ seseorang dengan tes IQ
3.      Ukuran kemampuan kognitif seseorang dalam hubungan dengan kelompok umur
                        Jadi, dapat disimpulkan kecerdasan otak untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta.
2. Sejarah Intelligence Quentient(IQ)
            Uji skala besar pertama mental yang mungkin  telah menjadi ujian kekaisaran sistem di Cina. Pengujian mental yang modern mulai di Perancis pada abad ke-19. Ini memberikan kontribusi untuk memisahkakn keterbelakangan mental dari penyakit mental dan mengurangi pengabaian, penyiksaan, dan ejekan menumpuk pada kedua kelompok.
            Psikolog Perancis Alfred Binet, bersama – sama dengan psikolog Henri Victor dan Theodore Simon, setelah sekitar 15 tahun pembangunan, menerbitkan tes Binet-Simon pada tahun 1905, yang berfokus pada kemampuan verbal. Hal itu dimaksudkan untuk mengidentifikasi keterbelakangan mental pada anak—anak sekolah. Binet berasumsi bahwa kecerdasan dapat diukur melalui tugas – tugas yang menggunakan penalaran dan pemecahan masalah bukan pada keterampilan motorik (fisik) dalam melakukan tugasnya binet bekerja sama dengan ahli psikologi prancis theodore Simon menerbitkan skala Binet-Simon yang pertamanya.
            Setelah itu beberapa kali revisi, dan itu sebelum revisis dan setelah revisi telah menarik perhatian luas para psikolog diseluruh dunia. Di Amerika Serikat revisi paling terkenal dan paling banyak dipakai selama bertahun-tahun ialah revisis yang dilakukan oleh L.M. Terman dan kawan-kawan di Stanford, oleh karena itu Skala Binet yang terkenal diberi nama  “Tehe Stanford Revision of tthe Binet-Simon Intelligence Scale”.
3. Penilaian Tes Intelligence Quentient (IQ)
            Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intelligence Quotient)  memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkpa sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari  keluarga ayah dan ibu disamping faktor gizi makanan yang cukup.
            IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid,  disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai berkat-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ-nya. Apabila seorang anka dengan IQ tinggi masuk sekolah penguaasaan bahsnya akan cepat dan banyak.
           
            Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan adalah :
Keterangan :
v IQ          :    intelligencequotient atau kecerdasan
v MA        :    mental age atau usia mental. Diperoleh dari sekelompok pertanyaan yang dijawab betul oleh sejumlah besar individu dengan umur yang sama
v CA        :    chronological age atau usia kalender
v 100        :    konstanta atau bilangan tetap, diusulkan oleh Stern dan Terman untuk menghindari angka pecahan dalam satuan IQ
            Contohnya :
                            Seorang anak berusia 6 tahun 2 bulan (CA= 74 bulan), setelah diperiksa ternyata kemampuannya dama dengan teman-temannya yang berusia 6 tahun 9 bulan (MA=81 bulan).
v Maka Iqnya adalah 81/74 dikali 100, hasilnya 109
v IQ 90-109 adalah IQ rata-rata
Semakin tinggi IQ seseorang, maka ia semakin cerdas, hal ini dikarenakan kemampuan mentalnya sama dengan orang yang usianya jauh diatas dia. IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan  berubah sampai seorang dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak sepeti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar dari seorang murid, disamping faktor lain, sepertti gangguan fisik (demam, lemah, sakit-sakitan).
Interpretasi atau penafsiran dari IQ adalah sebagai berikut :
Stanford-Biner Fifth Edition (SB5) classification
IQ Range (“deviation IQ)”
IQ Classification
145-160
Very gifted or highly advanced
130-144
Gifted or very advanced
120-129
Superior
110-119
High average
90-109
Average
80-89
Low average
70-79
Borderline impaired or delayed
55-69
Mildly impaired or delayed
40-54
Moderately impaired or delayed
           
                          Kalsifikasi skor yang digunakan dalam Fifth Edition berbeda dari yang digunakan dalam versi sebelumnya dari tes.
4. Kritik Terhadap Tes IQ
            Kelemahan dari alat uji kecerdasan ini adalah bisa budaya, bahasa dan lingkungan yang mempengaruhinya. Kekecewaan terhadap tes IQ konvensional menimbulkan pengembangan sejumlah teori alternatif.
            Stephen Jay Gould adalah salah satu tokoh yang mengkritik teori kecerdasan. Dalam bukunya The Mismeasure of Man (Kesalahan Ukur Manusia), ia mengemukakan bahwa kecerdasan sebenarnya tidak bisa diukur, dan juga mempertanyakan sudut pandang hereditarian atas kecerdasannya.
5. Tips Meningkatkan IQ
v  Makan teratur, serta makan makanan yang mengandung nutrisi untuk kesehatan otak
v  Motivasi diri untuk selalu optimis dan hilangkan rasa malas
v  Kembangkan keterampilan otak dengan kegiatan puzzel, tebak kata, teka teki silang, dll
v  Batasa waktu yang tidak berguna, misalnya bermain secara berlebihan
v  Istirahat cukup
v  Selalu berfikir positif

C.   Pengembangan IQ, SQ, EQ
                        IQ digambarkan sebagai “What I think?”, EQ “What I Feel”, dan SQ adalah kemampuan menjawab “Who I am”. Siapa saya? Dan untuk apa saya diciptakan. Tuhan Maha Adil, sebenarnya kita memiliki semua kecerdasan ini tetapi tidak pernah kita asah bahkan kita munculkan. Untuk menjadi seorang pribadi yang sukses kita harus mampu menggabungkan dan mensinergikan IQ, EQ, dan SQ.
                        Dengan teori diatas sudah sangat jelas bahwa manusia merupakan makhluk yang sangat sempurna atas ciptaan Tuhannya karena merupakan satu-satunya makhluk yang mempunyai IQ, EQ dan SQ. Ketiga komponen tersebut tidak dapat dipisahkan meskipun perkembangannya berbeda-beda dan mempunyai proporsi yang berbeda, sehingga terkadang terjadi ketidakseimbangan dalam kecerdasan seseorang, hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor baik intern ataupun ekstern. Sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan ketiga komponen tersebut melalui berbagai kegiatan.
















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
v  Inteligensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan kegiatan belajar dan kemampuan mengetasi masalah-masalah.
v  Kecerdasan seseorang dapat dilihat dari berbagai faktor yaitu faktor pembawaan, kematangan, pembentukan, minat dan pembawaan khas, dan kebebasan.
v  Kecerdasan intelektual (IQ) adalah mampu menyelesaikan masalah dengan kemampuan intelektual, analisis, logika, dan rasio seseorang. IQ merupakan kecerdasan otal untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta.
v  IQ digambarkan sebagai “What I think?”, EQ “What I Feel”, dan SQ adalah kemampuan menjawab “Who I am”. Siapa saya? Dan untuk apa saya diciptakan. Tuhan Maha Adil, sebenarnya kita memiliki semua kecerdasan ini tetapi tidak pernah kita asah bahkan kita munculkan. Untuk menjadi seorang pribadi yang sukses kita harus mampu menggabungkan dan mensinergikan IQ, EQ, dan SQ.

B.   Saran
                 Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan kita tentang filsafat Pendidikan Teknologi dan Kejuruan terlebih tentang materi Intellectual Intelligence (Kecerdasan Intelektual).

DAFTAR PUSTAKA

Dalyono.2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.
Desmita.2006.Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
http://lulluakmalia.blogspot.co.id/2012/10/tugas-praktikum-metodologi.html diakses pada tanggal 01 Oktober 2016
http://haris dejacko.blogspot.co.id/2013/05/makalah-kecerdasan-intelektual.html diakses pada tanggal 22 Oktober 2016

Post a Comment

0 Comments