Kecerdasan Emosional

Hasil gambar untuk Kecerdasan Emosional
A.      Pendahuluan
Konsep kecerdasan manusia, jika dilihat dari sejarah perkembangannya pada  mulanya lahir akibat adanya berbagai tes mental yang dilakukan oleh berbagai psikolog untuk menilai manusia ke dalam berbagai tingkat kecerdasan. Kecerdasan manusia tersebut diistilahkan dengan kecerdasan intelektual (intelligence quotient) dan untuk mengetahui tingkat kecerdasan tersebut bisa dilakukan dengan sebuah tes yang dikenal dengan nama tes IQ.
Tes IQ adalah cara yang digunakan untuk menyatakan tinggi rendahnya angka yang dapat menjadi petunjuk mengenai kedudukan tingkat kecerdasan  seseorang. Jadi menurut teori ini, semakin tinggi IQ seseorang maka semakin tinggi pula kecerdasannya. Seiring dengan perkembangannya, tes inteligensi yang muncul  pada awal abad ke-20 yang dipelopori oleh Alferd Binet, ternyata tes inteligensi memiliki kekurangan atau kelemahan. 
Kekurangan itulah yang melatarbelakangi  munculnya teori baru dan sebagai alat untuk menyerang  teori tersebut. Teori baru ini dipopulerkan oleh Daniel Goleman yang dikenal dengan istilah Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence). Menurut Daniel Goleman, EQ sama ampuhnya dengan IQ, dan bahkan lebih. Terlebih dengan adanya hasil riset terbaru yang menyatakan bahwa kecerdasan kognitif (IQ)  bukanlah ukuran kecerdasan (intelligence) yang sebenarnya, ternyata emosilah  parameter yang  paling menentukan dalam kehidupan manusia. Menurut Daniel Goleman (IQ) hanya mengembangkan 20% terhadap kemungkinan kesuksesan hidup, sementara 80% lainnya  diisi oleh kekuatan-kekuatan lain.

B.       Pengertian Kecerdasan Emosi
Akar kata emosi adalah:  movere  kata kerja bahasa Latin  yang berarti “menggerakkan, bergerak  ditambah awalan  “e”  untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak  merupakan hal mutlak dalam emosi. Semua emosi, pada dasarnya adalah  dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur (evolusi), dan emosi  juga sebagai  perasaan dan fikiran-fikiran khas, suatu keadaan biologis  dan psikologis serta serangkaian  kecenderungan untuk bertindak. Emosi dapat dikelompokkan pada rasa amarah, kesedihan, takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan malu.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan memahami perasaan diri sendiri, kemampuan memahami perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan  kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri, dan dalam hubungan dengan orang lain.
Goleman (2002 :45) menyatakan kecerdasan emosi merupakan kemampuan emosi  yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri, memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu masalah, mampu mengendalikan impuls, memotivasi diri, mampu mengatur suasana hati, k e m a m p u a n b e r e m p a t i da n m e m b i n a h u b u n g a n d e n g a n o r a n g l ai n
Mayer dan Saloveyn (2006:15) mendefinisikan bahwa: “Kecerdasan emosi sebagai suatu kecerdasan sosial yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam memantau baik emosi dirinya maupun  emosi  orang  lain, dan  juga  kemampuannya dalam membedakan emosi dirinya dengan emosi orang lain, dimana kemampuan ini digunakan untuk mengarahkan pola pikir dan perilakunya”.
Sejalan  dengan  itu,  Ary  Ginanjar  Agustian (2002:44) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi  adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, emosi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud  kecerdasan  emosi  adalah  kemampuan  merasakan  dan memahami secara lebih efektif terhadap daya kepekaan emosi yang mencakup kemampuan memotivasi diri sendiri atau orang lain, pengendalian diri, mampu memahami perasaan orang lain dengan efektif, dan mampu mengelola emosi yang dapat digunakan untuk membimbing pikiran untuk mengambil keputusan yang terbaik.

C.       Aspek-aspek kecerdasan emosi
1.       Mengenali emosi diri, yaitu kemampuan individu yang berfungsi untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu, mencermati perasaan yang muncul. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya menandakan bahwa orang berada dalam kekuasaan emosi. Kemampuan mengenali diri sendiri meliputi kesadaran diri.
2.       Mengelola emosi, yaitu kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat- akibat yang timbul karena kegagalan ketrampilan emosi dasar. Orang yang buruk kemampuan dalam ketrampilan ini  akan terus menerus bernaung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar akan dapat bangkit kembali jauh lebih cepat. Kemampuan  mengelola emosi meliputi kemampuan penguasaan diri dan kemampuan menenangkan kembali.
3.       Memotivasi diri sendiri, yaitu kemampuan untuk mengatur emosi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan sangat penting untuk memotivasi dan menguasai diri. Orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam upaya apapun yang dikerjakannya. Kemampuan ini didasari oleh kemampuan mengendalikan emosi, yaitu menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati. Kemampuan ini meliputi: pengendalian dorongan hati, kekuatan berfikir positif dan optimis.
4.       Mengenali emosi orang lain, kemampuan ini disebut empati, yaitu kemampuan yang bergantung pada kesadaran diri emosional, kemampuan ini merupakan keterampilan dasar dalam bersosial. Orang empatik  lebih  mampu  menangkap  sinyal-sinyal  sosial  tersembunyi yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan orang atau dikehendaki orang lain.
5.       Membina hubungan. Seni membina hubungan sosial merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain, meliputi ketrampilan sosial yang menunjang    popularitas,  kepemimpinan dan  keberhasilan hubungan antar pribadi.

D.      Unsur kecerdasan emosi
1.       Keyakinan. Perasaan kendali dan penguasaan seseorang terhadap tubuh, perilaku, dan dunia; perasaan anak bahwa ia lebih cenderung berhasil  daripada  tidak  dalam  apa yang dikerjakannya, dan bahwa orang-orang dewasa akan bersedia menolong.
2.       Rasa ingin tahu. Perasaan bahwa menyelidiki sesuatu itu bersifat positif dan menimbulkan kesenangan.
3.       Niat. Hasrat dan kemapuan untuk berhasil, dan untuk bertindak berdasarkan niat itu dengan tekun, ini berkaitan dengan perasaan terampil, perasaan efektif.
4.       Kendali diri. Kemampuan untuk menyesuaikan dan mengendalikan tindakan dengan  pola  yang  sesuai  dengan  usia;  suatu  rasa  kendali batiniah.
5.       Keterkaitan. Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain berdasarkan pada perasaan saling memahami.
6.       Kecakapan berkomunikasi. Keyakinan dan kemampuan verbal untuk bertukar gagasan, perasaan dan konsep dengan orang lain. Ini ada kaitannya dengan rasa percaya pada orang lain dan kenikmatan terlibat dengan orang lain, termasuk orang dewasa
7.       Koperatif. Kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya sendiri dengan kebutuhan orang lain, termasuk orang dewasa.
Apabila  unsur-unsur di atas dapat terpenuhi dengan baik, akan  mempermudah  peserta  didik  untuk  mencapai  keberhasilan dalam menguasai, mengelola emosi dan memotivasi diri yang berkaitan erat dengan kecerdasan emosi.

E.       Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi
1.       Lingkungan keluarga
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari emosi. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan karena orang tua adalah subyek pertama yang perilakunya diidentifikasi, diinternalisasi yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari kepribadian anak. Kecerdasan emosi ini dapat diajarkan pada saat anak  masih  bayi  dengan  contoh-contoh  ekspresi.  Kehidupan  emosi yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi anak kelak di kemudian hari, sebagai contoh: melatih kebiasaan hidup disiplin dan bertanggung jawab, kemampuan berempati, kepedulian, dan sebagainya. Hal ini akan menjadikan anak menjadi lebih mudah untuk menangani dan menenangkan diri dalam menghadapi permasalahan, sehingga anak-anak dapat berkonsentrasi dengan baik dan tidak memiliki banyak masalah tingkah laku seperti tingkah laku kasar dan negatif.

2.       Lingkungan non keluarga
Dalam hal ini adalah lingkungan masyarakat dan lingkungan penduduk. Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya ditunjukkan dalam aktivitas bermain anak seperti bermain peran. Anak berperan sebagai individu di luar dirinya dengan emosi yang menyertainya sehingga anak akan mulai belajar mengerti keadaan orang lain. Pengembangan kecerdasan emosi dapat ditingkatkan melalui berbagai macam bentuk pelatihan diantaranya adalah pelatihan asertivitas, empati dan masih banyak lagi bentuk pelatihan yang lainnya
3.       Fisik (Physica).
Secara fisik bagian yang paling menentukan atau paling berpengaruh  terhadap  kecerdasan  emosi  seseorang  adalah  anatomi saraf emosinya. Bagian otak yang digunakan untuk berfikir yaitu konteks (kadang kadang disebut juga neo konteks).
4.       Psikis (Psychological)
Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri individu.

F.       Ciri-ciri kecerdasan emosi
1.       Optimal  dan  selalu  berpikir  positif  pada  saat  menangani  situasi- situasi dalam hidup. Seperti menagani peristiwa dalam hidupnya dan menangani tekanan-tekanan masalah pribadi yang dihadapi.
2.       Terampil dalam membina emosi.  Terampil  di  dalam  mengenali  kesadaran  emosi  diri  dan  ekspresi emosi dan kesadaran emosi terhadap orang lain.
3.       Optimal pada kecakapan kecerdasan emosi meliputi : intensionalitas, kreativitas, ketangguhan, hubungan antar pribadi, ketidakpuasan konstruktif
4.       Optimal pada emosi belas kasihan atau empati, kepercayaaan, daya pribadi, dan integritas.
5.       Optimal pada kesehatan secara umum, kualitas hidup dan kinerja yang optimal.


G.     Daftar Pustaka
Ary Ginanjar Agustian. 2002. Rahasia Sukses Membangun  Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ. Jakarta: Arga.

Daniel Goleman. 2002. Emotional Intelligence. terj. T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Duniapelajar (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional. Pada : http://www.duniapelajar.com/2013/02/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kecerdasan-emosional/. [diakses tanggal 20 september 2018]

Endro Priherdityo (2016). Lima Tanda Orang dengan Kecerdasan Emosi Tinggi. Pada : http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160114132157-277-104294/ lima-tanda-orang-dengan-kecerdasan-emosi-tinggi/. [diakses tangga 2018 september 2018]

Jeti Primasindo (2015). 7 Ciri-ciri Mereka yang Mempunyai Kecerdasan Emosional yang Tinggi. Pada : https://www.linkedin.com/pulse/7-ciri-ciri-mereka-yang-mempunyai-kecerdasan-emosional-jeti-. [diakses tanggal 20 september 2018]

Wikipedia (2015). Kecerdasan Emosional. Pada : https://id.wikipedia.org/wiki /Kecerdasan_emosional. [diakses tanggal 20 september 2018]

Post a Comment

0 Comments