BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada kenyataan nya
dilahirkan untuk berpikir, dalam kehidupan sehari-hari manusia harus dituntut
untuk berpikir. Seseorang manusia seharusnya mampu untuk berpikir, baik itu
cara berpikir maupun dalam pengembangan berpikir tersebut. Kenapa demikian,
karena berpkir dapat digunakan manusia untuk menyelesaikan sesuatu yang
dianggap penting dalam kehidupan ini, berpikir jugalah yang membedakan manusia
dengan hewan yang tidak pernah bisa berpikir.
Mindset
adalah pola pikir seseorang yang biasa digunakan untuk sesuatu hal dalam
kehidupan. Bisa dikatakan berpikir merupakan tindakan khas manusia. Sekitar 400
tahun yang lalu, seorang filsuf asal Prancis, Rene Descartes, menyatakan sebuah
kalimat yakni aku berpikir, maka aku ada. Artinya, keberadaan manusia menjadi
unik dan nyata, ketika ia menggunakan pikirannya. Ketika ia berhenti berpikir,
atau malas berpikir, maka jati dirinya menjadi tidak jelas. Pemahaman
pentingnya perubahan dan peranan Mindset
(Pola Pikir) adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Adanya perubahan yang terjadi memberikan sebuah kenyataan bahwa hidup itu
dinamis, selalu berubah-ubah.
Salah
satu hal yang menyebabkan terjadinya proses berpikir adalah karena adanya
perubahan atau keinginan untuk melakukan perubahan. Dapat dikatakan bahwa
perubahan-perubahan dapat disebabkan oleh kemampuan berpikir itu sendiri. Jika
dulu untuk melakukan perjalanan yang cukup jauh orang menggunakan kuda, kini
orang menggunakan berbagai jenis kendaraan seperti motor atau mobil. Dalam
perkembangan selanjutnya, berpikir memiliki banyak aspek. Kebanyakan orang
mengira, bahwa berpikir hanya sekedar hal-hal teknis, yakni soal menghitung,
melihat guna, dan mencari keuntungan. Namun, berpikir teknis hanyalah satu
bagian kecil dari tindak berpikir manusia. Ada pola berpikir lainnya, misalnya
berpikir reflektif dan kontemplatif untuk memahami suatu hal di dunia secara
mendalam dan lebih menyeluruh.
B.
Rumusa
Masalah
1. Apa
itu pola mindset ?
2. Menapa
mindset perlu dikembangkan ?
3. Bagaimana
cara mengembangkan mindset ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian mindset.
2. Mengetahui
mengapa mindset perlu dikembangkan.
3. Mengetahui
bagaimana cara mengembangkan mindset.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir dan
Perubahan
Menurut
Khodijah (2006:17) mengatakan bahwa berpikir adalah sebuah representasi simbol
dari beberapa peristiwa. Sedangkan menurut Drever dalam Khodijah (2006:117)
mengatakan bahwa berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan
seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Jadi berpikir adalah satu keaktifan
pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.
Berpikir mengarahkan kita untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang kita
kehendaki. Menurut Diana Septi Purnama, berpikir adalah proses dinamis, dimana
individu bertindak aktif dalam proses berpikir menghadapi hal-hal yang bersifat
abstrak. Pada proses berpikir individu membuat hubungan antara obyek yang ada
untuk menemukan pemahaman tertentu.
Definisi
yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski,
dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide
dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara
bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa
pengertian-pengertian. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Misalnya
berpikir saat memutuskan barang apa yang akan kita beli di toko, berpikir saat
mencoba memecahkan ujian yang diberikan di kelas, berpikir saat menulis
artikel, menulis makalah, menulis surat, membaca buku, membaca koran,
merencanakan liburan, atau mengkhawatirkan suatu persahabatan yang terganggu.
Perubahan
merupakan sesuatu yang unik karena perubahan-perubahan yang terjadi dalam
berbagai kehidupan itu berbeda-beda dan tidak bisa disamakan, walaupun memiliki
beberapa persamaan dalam prosesnya. Menurut Vincent Gaspers, perubahan adalah
bagian terbesar dari kenyataan bisnis. Sedangkan menurut Cateora (MGH)
perubahan adalah hasil suatu masyarakat yang mencari cara memecahkan masalah
yang diciptakan oleh perubahan dalam lingkungannya. Sehingga dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa berpikir perubahan adalah satu keaktifan pribadi
manusia yang mengunakan ide-ide dalam rangka menciptakan sebuah perubahan.
1.
Konsep Berpikir
Di dalam berpikir, tentunya kita menggunakan simbol-simbol
atau penggambaran. Nah, konsep merupakan kontruksi simbolik yang menggambarkan
ciri atau beberapa ciri umum sesuatu objek dan kejadian. Kita ambil contoh
pengertian handphone, dalam pikiran kita apa yang menjadi gambaran tentang
handphone? Tentunya kita dapat memberi gambaran tentang alat komunikasi yang
dapat dibawa kemana-mana. Dengan proses ini, kita dapat mengklasifikasikan yang
mana handphone, yang mana bukan handphone.
Ada beberapa macam dari konsep berpikir
itu sendiri :
a. Konsep-konsep yang sederhana
b. Konsep yang kompleks
c. Konsep Konjungtif
d. Konsep Disjungtif
e. Konsep Relasional
2. Proses
Berpikir
Proses berpikir erat kaitannya
dengan bahasa, sebab manusia dapat membentuk ratusan bahkan ribuan
simbol-simbol dalam otak. Namun bukan hanya dengan bahasa saja proses berpikir
itu muncul, tetapi dapat juga degan image. Seperti contoh, dari SMA
kita mendapat informasi bahwa kuliah itu sangat jauh berbeda dengan dunia SMA.
Nah, dari gambaran itu, kita akan mulai berpikir untuk mempersiapkan apa-apa
saja yang kita butuhkan dan lewati menuju proses dunia kampus tersebut.
Hal itu lah yang disebut
dengan visual map yaitu gambaran tentang apa yang akan kita
hadapi. Gambaran yang kita dapatkan itu perlahan akan dapat kita
klasifikasikan. Namun hal terbesar dalam proses berpikir ialah bahasa, karena
dengan bahasa biasa digunakan seseorang untuk mengeluarkan hasil pikirannya.
3. Cara
Memperoleh Konsep
Proses
memperoleh konsep ada yang secara disengaja dan ada juga yang secara tidak
sengaja. Sengaja dalam hal ini ialah dapat dikatakan konsep ilmiah yaitu konsep
yang didapatkan. Konsep ini memiliki prosedur tertentu dikarenakan perolehannya
yang betul-betul teliti dan menggunakan dasar-dasar ilmiah. Seperti:
(menganalisa cahaya)
1.
Tingkat analisis
Tingkat ini mengacu perhatian pada setiap setiap
sumber-sumber cahaya. Mengenai sifatnya, dan dicatat sebagai suatu penelitian.
2.
Tingkat Komperasi
Tingkat ini menemukan sifat umum dan sifat khusus dari
cahaya yang telah diteliti sebelumnya.
3.
Tingkat abstraksi
Pada tingkatan ini, kita mencari perbedaan sifat dari
masing-masing sumber cahaya tadi.
4.
Menyimpulkan
Tingkat ini adalah hasil dari penelitian sebelumnya yang akan
memberi informasi atau gambaran bahwa “cahaya adalah kumpulan beberapa zat yang
dapat memberi penerangan dan memiliki massa”.
Tidak sengaja dalam memperoleh
konsep adalah mengacu pada pengalaman yang sebenarnya memberikan konsep kepada
kita walaupun kita tidak membutuhkan itu. Tetapi hal itu dapat memberikan
gambaran yang nyata bagi kita. Misalkan pengertian cinta, kita mengetahuinya
mulai dari proses suka kepada seseorang, sakit hati dan seterusnya.
B.
Pola
Pikir / Mindset
Menurut
Carol S. Dweck, Ph.D (2006
: 16) Pola pikir atau mindset
adalah keseluruhan / kesatuan dari keyakinan yang kita miliki, nilai-nilai yang
kita anut, kriteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, dan pendapat yang
kita keluarkan dalam memandang diri kita sendiri, orang lain, atau kehidupan
ini. Dengan demikian, mindset adalah
semacam filter yang kita bangun untuk menafsirkan apa saja yang kita lihat dan
alami. Pola pikir memberi tahu kita bagaimana hidup ini harus dimainkan, yang
akhirnya akan menentukan apakah kita akan berhasil atau tidak. Demikian pula
orang yang menghadapi perubahan. Ada orang yang beranggapan bahwa perubahan
bukanlah hal yang penting. Tetapi sebaliknya, ada orang yang mempercayai bahwa
perubahan adalah hal yang penting. Di sini pola pikir menggerakan perilaku
kita, sehingga Bapak Psikolog, William James berkata “Yakinlah bahwa hidup anda berharga, maka keyakinan anda akan
menciptakan faktanya”.
Agar
berhasil, kita semua perlu memahami pola pikir masing-masing. Kita harus
membawanya ke tingkat sadar, memerhatikannya dengan baik dan melihat apakah ada
pikiran-pikiran negatif yang harus kita buang. Jika tidak, keyakinan negatif
yang tersembunyi akan mengendalikan diri kita. Jika kita tidak mengetahui pola
pikir kita, kita tidak dapat melakukan apapun terhadapnya. Jika kita tidak
menyukai hasil-hasil yang kita dapatkan selama ini, kita jelas harus mengubah
pola pikir kita. Pada saat itulah kita akan mengerti apa seberapa pentingnya
perubahan.
Berikut
adalah macam-macam mindset yang
dimiliki orang :
Suatu pemikiran yang melibatkan hal yang lebih menguntungkan
untuk menjadikan seseorang lebih baik dari keadaan semula. Mindset memungkinkan seseorang untuk meraih kesuksesan. Hal ini
menimbulkan gairah yang luar biasa pada seseorang dan mindset positif selalu dibutuhkan untuk hidup yang lebih baik. Mindset selalu menimbulkan sikap yang
jauh lebih berharga dari sikap sebelumnya.
Pemikiran yang selalu mengedepankan keinginan untuk mengubah
suatu keadaan menjadi lebih baik lagi. Mindset
positif akan membangun karakteristik seseorang yang kuat.
Mindset akan membentuk kepribadian yang
matang, berani menghadapi tantangan dan lebih kuat dalam menghadapi segala
permasalahan hidup. Mindset positif
datang dari kepercayaan dan keyakinan kuat tentang diri sendiri. Mindset positif mampu mengubah seseorang
menjadi apa yang mereka inginkan. Mindset
positif ini akan meyakinkan seseorang bahwa dirinya mampu menjadi yang
lebih baik dari orang lain. Konsep dari mindset inilah yang banyak dicari dan
bisa membuat seseorang menjadi lebih professional.
b. Mindset negatif
Mindset negatif merupakan pikiran seseorang
yang mampu mempengaruhi sikap atau perilakunya menjadi lebih buruk dari keadaan
saat ini. Mindset negatif sering
menimbulkan rasa malas untuk bangkit. Mindset
negatif menimbulkan kekacauan pikiran bahkan bisa menimbulkan stress dan
frustasi. Semakin banyak mindset
negatif maka semakin terpuruk keadaan seseorang.
Mindset negatif harus dibuang
perlahan-lahan namun dengan tujuan yang jelas. Pada dasarnya mindset negatif berasal dari keraguan
seseorang terhadap suatu hal yang belum pasti benar adanya.
Apabila
seseorang memiliki mindset negatif dan
tetap tertanam dalam dirinya, maka dia tidak akan mampu menjadi seperti yang
dia inginkan. Mindset negatif adalah
racun dalam diri seseorang yang bisa menimbulkan masalah. Mindset ini akan membuat seorang menjadi takut tanpa ada sebab yang
pasti bahkan seseorang akan menjadi ketakutan dalam jangka waktu yang lama.
Mindset menjadi kekuatan supra natural
namun bukan kekuatan magic. Mindset positif merupakan kekuatan yang
ada pada diri anda sendiri. Kesuksesan seseorang bisa terjadi karena dia yakin
dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Kemampuan tersebut sebenarnya tidak
begitu besar namun karena dia menanamkan mindset positif dalam dirinya sehingga
apa yang menjadi ketakutannya akan hilang dengan sendirinya.
Kekuatan
mindset positif dalam mempengaruhi
pola pikir dan tingkah laku seseorang akan membantu mereka untuk mendapatkan
kesuksesan yang diharapkan. Bila anda melihat orang-orang yang sukses, mereka
kadang tidak memiliki pendidikan yang tiinggi namun mereka sukses karena
memiliki mindset positif.
Menanamkan
mindset positif dalam diri sendiri
kadang sangat sulit bahkan sering mengalami kegagalan. Tapi ketika anda ingin
sukses dan tidak kalah dengan orang lain,mindset akan terbentuk dengan
sendirinya bahkan anda yakin dengan kesuksesan yang akan anda miliki nanti.
Tanamkan
mindset positif dalam diri anda dan
kekuatan mindset tersebut akan membuat anda semakin yakin dengan kemampuan yang
anda miliki. Kemampuan dan keyakinan yang tertanam dalam diri seseorang adalah
kunci untuk meraih sukses.
Motivasi
adalah kekuatan yang bisa mendorong sesoerang menjdi lebih baik, sayangnya
tidak semua orang mudah termotivasi. Dengan motivasi akan timbul mindset positif seseorang bahkan
motivasi bisa mengubah seseorang yang menanamkan mindset negatif. Seringnya seseorang mendapatkan motivasi atau
karena mereka menginginkan sesuatu yang akan dicapai nanti maka dia akan terus
termotivasi dengan keinginannya. Dari motivasi ini dia bisa mengembangkan mindset positif secara terus menerus.
Karena mindset positif datang dari kepercayaan diri dan mindset negatif datang dari keraguan.
Jangan ragu dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Karena ketika kita
mampu mempercayai kekuatan yang ada pada diri sendiri yang telah dibangun
melalui motivasi. Hindari alasan sebagai kebiasaan bila ingin sukses membangun mindset positif. Alasan akan membunuh
kepercayaan, keinginan dan kekuatan pada diri sendiri. “Jika Anda menginginkan perubahan kecil dalam
hidup, ubahlah perilaku Anda. Tetapi bila Anda menginginkan perubahan yang
besar dan mendasar, ubahlah pola pikir Anda” - Stephen Covey.
C.
Perubahan
Mindset
Pola
pikir manusia menentukan arah kemana manusia itu akan melangkah. Dipercaya atau
tidak, segala yang kita capai itu dipengaruhi oleh pola pikir, yang
mempengaruhi kebiasaan, itulah pentingnya memiliki mindset akan sesuatu. Pola pikir dapat berubah karena pola pikir
merupakan hasil dari sebuah proses pembelajaran (learning), maka pola pikir juga bisa diubah (unlearning), dan dibentuk ulang (relearning). Tentu saja ada pikiran-pikiran yang mudah dan ada yang
sulit untuk diubah. Ada yang cepat, ada yang memerlukan waktu yang lama. Ada
bisa kita ubah dengan kesadaran sendiri, dan ada yang baru berubah setelah
mengalami peristiwa tertentu. Ada pula pola pikir yang bisa kita ubah dengan
bantuan para ahli seperti, psikolog, ahli mindset
transformasi. Mindset atau pola pikir
pada seseorang dalam mewujudkan mimpinya kadang sering berubah, karna banyak
sekali orang yang takut akan hal-hal yang belum pernah mereka coba, padahal
menurut Carol Dweck menerjemahkan mindset
sebagai kepercayaan mengenai siapa kita dan apa kemampuan kita, maka dari itu
kita terlebih dahulu harus mengenal kemampuan kita dan kita harus yakin/percaya
kepada kemampuan diri kita sendiri, karna banyak sekali orang yang ragu akan
kemampuan dirinya yang dapat mengurungkan niat mereka untuk mewujudkan mimpinya.
Ditinjau dari cara berfikir, Carol S. Dweck, Ph.D
(2006 : 20) mengatgerikan mindset
menjadi 2 bagian :
a.
Growth
Mindset
Merupakan tipikal orang
yang tidak mudah menyerah. Mereka yang berada dalam katagori ini condong
berpikir positif tentang kemampuan mereka dan mampu memperbaiki diri dengan
melihat sisi kelemahannya dalam segala hal. Kebanyakan orang dengan cara
berpikir growth mindset percaya bahwa
kemampuan seseorang itu adalah dinamis dan bisa diperbaiki dengan usaha yang
baik. Sebagai contoh, mereka yang tergolong dalam growth mindset ketika mengalami kegagalan akan kembali mencoba dan
belajar dari kesalahan atas kegagalannya. Motivasi mereka akan muncul karena
tingkat kepercayaan akan kemampuan mereka selalu mengarah ke sisi
positif.
b.
Fixed
Mindset
Merupakan tipikal orang
yang gampang menyerah dan condong menyalahkan kelemahan dalam diri mereka.
Orang-orang seperti ini selalu melihat sisi negatif dalam diri mereka dan
menganggap kegagalan sebagai akhir dari segalanya. Orang yang mempunyai fixed mindset itu ciri-cirinya biasanya
orang itu selalu berusaha untuk sempurna dan biasanya juga takut untuk gagal
sehingga dia merasa bahwa dirinya sudah seperti itu, harusnya seperti itu. Ini
berbeda dengan seorang yang memiliki mindset
untuk bertumbuh di mana dia terus menerus ingin belajar, selalu ingin mencoba,
dan memiliki kualitas untuk yang selalu ditempa, artinya dia selalu menempa
dirinya menjadi lebih baik, dan lebih baik.
Mereka yang tergolong dalam fixed mindset condong berpikir negatif
jika mengalami kegagalan dalam segala hal dan mudah putus asa tanpa mau mencoba
kembali serta menyalahkan takdir. Mereka menganggap kegagalan adalah akhir dari
segalanya dan tidak bisa diperbaiki karena bagi mereka kemampuan seseorang
selalu statis dan tidak bisa dirubah.
Jika melihat lebih
dalam faktor kecendrungan seseorang menjadi bagian dari growth mindset atau fixed
mindset bisa disebabkan dari pola asuh yang salah ketika kecil. Banyak
sekali orang tua yang mendidik anak terjebak dalam dunia fixed mindset. Beberapa diantaranya seperti mengharapkan anak
mendapatkan nilai bagus di sekolah tanpa melihat proses bagaimana seorang anak
mendapatkan nilai tersebut. Dalam teori growth
mindset seharusnya seorang pendidik (orang tua khususnya) harus menghargai
proses belajar seorang anak ketimbang hasil yang dicapainya. Ketika orang tua
menghargai anak akan usahanya maka ia akan termotivasi untuk berusaha lebih
keras. Tidak mengapa jika nantinya nilai yang di dapat justru tidak sesuai
harapan karena justru ia akan belajar dari usahanya.
Tidak sedikit orang tua
mengharapkan anaknya menjadi pintar tapi tidak memberikan dukungan dalam proses
anak belajar. Sudah menjadi tradisi dalam budaya timur bahwa nilai mewakili
kecerdasan seseorang tanpa mau melihat bagaimana nilai tersebut berefek pada
cara berpikir anak. Orang tua yang bangga dengan nilai rapor yang bagus hanya
akan melahirkan anak yang tergelincir ke golongan fixed mindset, mereka akan puas dengan nilai dan ketika mengalami
kegagalan akan sulit bangun untuk mau mencoba. Ini tidak lain karena mereka
jarang mendapat stimulasi dan appresiasi akan usahanya dalam mencapai nilai.
Anehnya anak-anak dengan nilai bagus di sekolah hanya unggul disisi akademik
tapi lemah disisi interaksi sosial, walau ada sebagian yang bagus keduanya
namun sangat sedikit.
Hal lain yang
menyebabkan seseorang tergolong kedalam fixed
mindset adalah dikarenakan pola pengajaran di sekolah. Sama seperti orang
tua, guru memiliki andil besar dalam membentuk kepribadian seorang siswa. Siswa
yang selalu dinilai pandai karena kemampuannya akan puas dengan apa yang ia
dapatkan. Sedangkan siswa dengan kemampuan dibawah rata-rata ketika mereka di
bimbing dengan baik dan guru mengapresiasi usaha mereka malah siswa seperti ini
akan selalu berani mencoba walau gagal berulang kali.
Hal-hal kecil yang
mendasar seperti appresiasi dan dukungan dalam proses akan membentuk seseorang
menjadi growth mindset. Sebaliknya,
menghargai hasil tanpa melihat proses hanya akan membentuk tipe fixed mindset. Tentu tidak mudah menjadi
tipikal growth mindset jika hidup di
lingkungan yang tidak menghargai usaha seseorang dan malah melihat sesuatu dari
hasil akhir. Hal utama yang perlu dilakukan terlebih kepada orang tua dan
pendidik yaitu mendukung sang anak untuk terus mencoba ketika ia salah tanpa
menghakiminya lebih dini. Yakinkan sang anak bahwa usahanya itu lebih penting
ketimbang hasil yang ia capai. Nantinya ia akan belajar bahwa kemauan untuk
bisa dan berani mencoba adalah kunci kesuksesan.
D.
Karakteristik dan Proses Berpikir
1.
Macam-macam Berpikir
Berpikir banyak sekali macamnya.
Banyak para ahli yang mengutarakan pendapat mereka. Berikut ini akan dijelaskan
macammacam berpikir, yaitu :
1. Berpikir alamiah adalah pola
penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya,
misal; penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar jika dikenakan kayu
pasti kayu tersebut akan terbakar.
2. Berpikir ilmiah adalah pola
penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat, misal; dua hal
yang bertentangan penuh tidak dapat sebagai sifat hal tertentu pada saat yang
sama dala satu kesatuan.
3. Berpikir autistik: contoh berpikir
autistik antara lain adalah mengkhayal, fantasi atau wishful thinking. Dengan
berpikir autistik seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup
sebagai gambar-gambar fantastis.
4. Berpikir realistik: berpikir dalam
rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar
(reasoning).
Floyd
L. Ruch (1967) menyebutkan ada tiga macam berpikir realistik, antara lain :
a.
Berpikir Deduktif
Deduktif merupakan sifat deduksi. Kata deduksi berasal dari
kata Latin deducere (de berarti ‘dari’, dan kata ducere berarti ‘mengantar’,
‘memimpin’). Dengan demikian, kata deduksi yang diturunkan dari kata itu
berarti ‘mengantar dari satu hal ke hal lain’. Sebagai suatu istilah dalam
penalaran, deduksi merupakan proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari
proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk kesimpulan
(Keraf, 1994:57).
b.
Berpikir Induktif
Induktif artinya bersifat induksi. Sinduksi adalah proses
berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan
suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari
penelitian dan evaluasi atas fenomenafenomena yang ada. Karena semua fenomena
harus diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke
proses penalaran induktif, proses penalaran itu juga disebut sebagai corak berpikir
ilmiah. Namun, induksi tidak akan banyak manfaatnya jika tidak diikuti oleh
proses berpikir deduksi. Berpikir induktif ialah menarik suatu kesimpulan umum
dari berbagai kejadian (data) yang ada di sekitarnya. Dasarnya adalah observasi.
Proses berpikirnya adalah sintesis. Tingkatan berpikirnya adalah induktif. Jadi
jelas, pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada ilmu pengetahuan. Tepat
atau tidaknya kesimpulan (cara berpikir) yang diambil secara induktif ini
terutama bergantung pada representatif atau tidaknya sampel yang diambil, yang
mewakili fenomena keseluruhan. Makin besar jumlah sampel yang diambil, makin
representatif dan makin besar taraf validitas dari kesimpulan itu, demikian
juga sebaliknya. Taraf validitas kebenaran kesimpulan itu masih ditentukan pula
oleh obyektivitas dari si pengamat dan homogenitas dari fenomena-fenomena yang
diselidiki (Purwanto, 1998:47-48).
c.
Berpikir Evaluatif
Berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai
baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatif,
kita tidak menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilainya menurut kriteria
tertentu (Rakhmat, 1994). Perlu diingat bahwa jalannya berpikir pada dasarnya
ditentukan oleh berbagai macam faktor. Suatu masalah yang sama mungkin menimbulkan
pemecahan yang berbeda-beda pula. Adapun
faktor yang mempengaruhi jalannya berpikir itu antara lain, yaitu bagaimana
seseorang melihat atau memahami masalah tersebut, situasi yang tengah dialami seseorang
dan situasi luar yang dihadapi, pengalaman-pengalaman orang tersebut, serta bagaimana
intelegensi orang itu.
Selain jenis-jenis berpikir yang telah disebutkan di atas,
masih ada pendapat lain dari beberapa ahli.
1.
Morgan dkk. (1986, dalam Khodijah, 2006: 118) membagi dua
jenis berpikir, yaitu;
a. Berpikir autistik (autistic thinking) yaitu proses berpikir
yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi,
contohnya mimpi.
b. Berpikir langsung (directed thinking) yaitu berpikir untuk memecahkan
masalah.
2.
Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah, 2006:118) ada enam
pola berpikir, yaitu :
a.
Berpikir konkrit, yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu,
dan tempat tertentu.
b.
Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan,
sebab bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasannya.
c.
Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir menganai klasifikasi
atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu.
d.
Berpikir analogis, yatiu berpikir untuk mencari hubungan antarperistiwa
atas dasar kemiripannya
e.
Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas
dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
f.
Berpikir pendek, yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi
secara lebih cepat, lebih dangkal dan seringkali tidak logis.
3.
Menurut De Bono (1989 dalam Khodijah, 2006:119) mengemukakan
dua tipe berpikir, sebagai berikut:
a.
Berpikir vertikal, (berpikir konvergen) yaitu tipe berpikir
tradisional dan generatif yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan
dan menggunakan hanya informasi yang relevan.2.
b.
Berpikir pendek Berpikir lateral (berpikir divergen) yaitu
tipe berpikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk
kepentingan berpikir tetapi juga untuk hasil dan dapat menggunakan informasi
yang tidak relevan atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai
pemecahan yang tepat.
2.
Proses Berpikir
Proses atau jalannya berpikir itu
pada pokoknya ada empat langkah, yaitu
1.
Pembentukan Pengertian Pengertian, atau lebih tepatnya
disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut:
a.
Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis.
Obyek tersebut kita perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu. Kita ambil
manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya, manusia
Indonesia, ciri - cirinya: makhluk hidup, berbudi, berkulit sawo matang,
berambut hitam, dan untuk manusia Eropa, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi,
berkulit putih, berambut pirang atau putih, bermata biru terbuka.
b. Membanding-bandingkan ciri tersebut
untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang
selalu ada dan mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan,
membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap cirri-ciri yang hakiki. Pada
contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
2.
Pembentukan Pendapat, yaitu menggabungkan atau memisah
beberapa pengertian menjadi suatu tanda yang khas dari masalah itu. Pendapat dibedakan
menjadi tiga macam :
a.
Pendapat Afirmatif (positif), yaitu pendapat yang secara
tegas menyatakan sesuatu, misalnya si Ani itu rajin, si Totok itu pandai, dsb.
b.
Pendapat Negatif, yaitu pendapat yang secara tegas
menerangkan tidak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal, misalnya si Ani tidak marah,
si Totok tidak bodoh, dsb.
c.
Pendapat Modalitas (kebarangkalian), yaitu pendapat yang menerangkan
kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada suatu hal, misalnya hari ini mungkin
hujan, si Ali mungkin tidak datang, dsb.
3.
Pembentukan Keputusan, yaitu menggabung-gabungkan pendapat tersebut.
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan
pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan, yaitu:
a.
Keputusan dari pengalaman-pengalaman, misalnya : kemarin paman
duduk dikursi yang panjang, masjid dikota kami disebelah alun-alun, dsb.
b.
Keputusan dari tanggapan-tanggapan, misalnya: anjing kami menggigit
seorang kusir, sepeda saya sudah tua, dsb.
c.
Keputusan dari pengertian-pengertian, misalnya: berdusta
adalah tidak baik, bunga itu indah, dsb.
4.
Pembentukan Kesimpulan, yaitu menarik keputusan dari
keputusankeputusan yang lain.
E.
Mengembangkan
Mindset
Mindset
positif merupakan
modal untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Jangan anggap remeh cara
berpikir dan pandangan hidup Anda, karena dari sana lah kehidupan Anda akan
ditentukan selanjutnya. Membangun mindset
positive merupakan kunci penting untuk bisa sukses. Pemikiran atau prinsip
dan pandangan akan mempengaruhi kita dalam mengambil tindakan dan keputusan.
Termasuk motivasi hidup. Membangun mindset
positive merupakan cara untuk menumbuhkan motivasi hidup secara lebih
kekal.
Mindset
positive atau pola pikir positif
merupakan cara cerdas untuk fokus meraih kesuksesan. Orang yang selalu memiliki
pikiran negatif di dalam dirinya, maka akan sangat sulit untuk maju. Karena ia
terhalang oleh berbagai dugaan buruk dalam dirinya sendiri. Berpikiran negatif
juga akan membuat energi kita habis untuk memikirkan hal-hal yang sebenarnya
mungkin tak penting atau bisa kita atasi.
1.
Membangun mindset
Tujuh cara yang harus
dimiliki untuk mengembangkan/membangun mindset
agar sukses di bidang apapun :
a.
Berfikir positif / Think Positive
Berpikir positif disini artinya berpikir dan berharap bahwa hal-hal positif dan baik akan terjadi pada
diri kita. Harus kita akui, dalam hidup, kita pasti kadang mengalami
tantangan dan masalah. Mereka yang sukses dan mendapat ‘nasib’ baik adalah orang
yang memiliki pengharapan positif terhadap segala sesuatu. Orang yang berepikir
negatif, selalu berpikir keburukan yang bisa terjadi. Otak dan pikiran mereka
penuh dengan prasangka negatif, berpikir segala sesuatu itu sulit, tidak
mungkin dan mustahil. Saat orang yang berepikir positif mengalami musibah,
mereka berkata “Ya ini musibah, kita jalani saja, besok pasti akan jadi
lebih baik”. Saat orang yang berpikir negatif mengalami musibah, mereka
berkata “Ya kan saya ini memang sial melulu, habis gini pasti ada lagi
yang tidak beres“.
b.
Berani Gagal
Mindset berani gagal akan
terdengar aneh, namun kebanyakan orang tidak sukses, seringkali karena
mereka kurang banyak mengalami kegagalan. Mereka begitu takut mengalami
kegagalan sehingga mereka takut dalam mencoba segala sesuatu. Mereka trauma
dengan yang namanya kegagalan.
Padahal yang sebenarnya setiap orang sukses, pasti
pernah mengalami kegagalan. Hanya dengan memiliki keberanian
untuk gagal, berarti berani untuk sukses karena artinya berani untuk memulai
atau mencoba sesuatu yang baru. Dan saat berani untuk mencoba sesuatu yang baru, kita memiliki peluang
untuk sukses. Jadi beranilah mengalami kegagalan, beranilah untuk
memulai sesuatu yang baru. Saat mengalami kegagalan, tidak masalah, Anda
belajar sesuatu dari situ dan coba lagi sesuatu yang baru. Itulah yang
dilakukan semua orang sukses dalam kehidupnya.
c.
Fokus
Fokus sering
diartikan sebagai konsentrasi penuh terhadap satu tujuan. Banyak orang
yang sudah sadar dengan pentingnya fokus dalam hidup, pendidikan, bekerja, dan bisnis. Sebab hanya dengan fokus kita bisa
mengoptimalkan sumber daya kita. Jika Anda ingin hasil yang maksimal, maka
fokuslah. Semakin fokus akan semakin optimal hasil yang akan dicapai.
d.
Siap Kerja Keras
Untuk sukses kita perlu
menanamkan sikap siap kerja keras. Karena dengan kerja keras diharapkan akan
bisa menghasilkan tujuan hasil yang optimal.
e.
Konsisten dan Sabar
Orang yang gagal, hampir seluruhnya tidak konsisten dengan
kerjanya dan tidak sabaran saat hasil yang diharapkan belum ada. Mereka
tidak sadar, seberapa dekat mereka dengan kesuksesan, asal mau untuk konsisten
dan sabar.
f.
Komitmen
Saat Anda sudah memutuskan untuk melakukan sesuatu, ambillah
komitmen untuk memastikan Anda akan melakukan hal tersebut, tidak peduli Anda
sedang ingin/mood atau tidak untuk mengerjakannya.
g.
Pantang Menyerah
Saat kita sudah kerja
keras, sudah komitmen, sudah konsisten, tetapi belum ada hasil, milikilah
semangat untuk pantang menyerah. Memang mudah untuk menasehati orang lain untuk
pantang menyerah, tetapi menjalaninya sendiri tidaklah gampang.
Manfaat
yang bisa didapatkan dari berpikir perubahan dan menanamkan mindset positif
sangatlah banyak, diantaranya adalah:
a. Merubah
kebiasaan yang mungkin dahulunya tidak baik, menjadi lebih bermakna dan lebih baik
b. Dapat
memotivasi untuk mencoba hal baru yang lebih bermanfaat
c. Meningkatkan
kemampuan berkreasi dalam diri seseorang
d. Membuat
orang semakin percaya diri dalam menjalani kehidupan
e. Meningkatkan
kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah.
Setelah mengetahui
manfaat yang bisa didapatkan dari berpikir perubahan, dapat disimpulkan bahwa
berpikir perubahan itu perlu dilakukan karena dengan berpikir perubahan
seseorang bisa melakukan banyak hal, mulai dari dapat mencoba hal-hal baru yang
belum pernah dilakukan, dapat menyelamatkan nasib orang lain atau dapat
digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan seseorang dalam melakukan
sesuatu.
2.
Mengembangkan pola
pikir produktif
Mengembangkan pola
pikir produktif adalah salah satu cara untuk memaksimalkan penggunaan terbaik
dari sumber daya yang ada dalam pikiran, waktu, energi dan usaha Anda. Hal ini
tidak mencoba untuk melakukan segala sesuatu dengan sangat sempurna, atau
bahkan melakukannya dalam cara yang paling cepat. Namun lebih untuk menggunakan
segala sumber daya dalam diri anda se efisien mungkin sehingga tidak ada kata
untuk membuang waktu, malas dan tidak produktif.
Berikut adalah beberapa elemen yang
dapat di kembangkan untuk memaksimalkan pola pikir produktif :
a.
Curiosity
(Keingintahuan)
Kesediaan untuk mencari pertanyaan, dan
menemukan jawaban untuk cara-cara baru dan lebih baik dalam melakukan sesuatu
hal atau mencari solusi sebuah masalah.
b.
Desire atau Motivasi
Menumbuhkan keinginan untuk melakukan
segala hal menjadi lebih baik. Tanpa keinginan atau motivasi tidak ada yang
mendorong kita untuk maju dan berkembang.
c.
Visi & misi yang
jelas dan terarah
Untuk
dapat memvisualisasikan apa yang Anda inginkan akan membantu Anda fokus pada
hal itu dan memberi Anda gambaran tentang apa hasil yang akan terlihat
nantinya. Tanpa gambaran dalam pikiran Anda, akan lebih sulit untuk berjuang
untuk mencapai sebuah tujuan. Kita semua sudah membaca bagaimana orang-orang
sukses yang memiliki "visi dan misi besar" telah mampu mencapai segala
sesuatu yang tampaknya mustahil untuk dilakukan.
d.
Berpikir Kritis
Memperoleh kemampuan untuk menilai
situasi secara objektif atau melihat segala sesuatu dengan cara pandang yang
berbeda. Melihat pro dan kontra dan bersedia untuk membuat penyesuaian yang
diperlukan. Sehingga anda akan lebih dapat berpikir adaptif dalam menilai
segala hal dan dapat melakukan penyesuaian yang baik.
e.
Kepercayaan diri
Keyakinan dan kepercayaan diri adalah
pendobrak apa yang kelihatannya mustahil untuk dilakukan dapat terwujud. Tanpa
rasa percaya diri dan keyakinan Anda tidak dapat mencapai potensi penuh dalam
diri Anda.
f.
Kegigihan
Kebanyakan hal tidak datang dengan
mudah, tidak semudah kelihatannya atau tidak mudah seperti membalikkan telapak
tangan. Semua hal yang anda impikan membutuhkan usaha, perjuangan, kerja keras,
kegigihan dan pantang menyerah. Bersedia untuk mengatasi hambatan dan
kesulitan. Tantang diri Anda dan bertahan untuk mencapai tujuan Anda. Jangan
biarkan keadaan, pendapat orang lain, atau kemunduran, menggagalkan tekad Anda
untuk sukses.
g.
Sikap positif
Sikap Anda, baik itu positif atau
negatif, bisa membuat atau menghancurkan, Anda. Memiliki sikap dan pikiran yang
positif memungkinkan untuk kemungkinan apapun, sementara pola pikir negatif
akan mengalahkan Anda bahkan sebelum anda mencobanya.
h.
Pikiran yang lebih
terbuka
Pikiran yang terbuka akan menghasilkan
ide-ide baru dan inovatif. Memungkinkan Anda untuk menerima terobosan
pengalaman ketika Anda fleksibel dan berpikiran lebih terbuka.
i.
Keseimbangan atau Balance
Untuk berfungsinya pola pikir yang lebih
produktif dengan baik dan mendapatkan hasil maksimal dari kehidupan, kita harus
menjaga keseimbangan. Bekerja menuju tujuan adalah penting, tetapi kita juga
harus meluangkan waktu untuk meremajakan dan mengisi ulang tenaga atau energi
yang kita buang. Melakukan terlalu banyak, atau mendorong terlalu keras pada
satu hal, dapat menyebabkan kelelahan dan frustrasi.
F.
Problem
Solving
Problem
Solving atau Pemecahan Masalah adalah kemampuan berpikir yang utama karena hal
itu meliputi cara berpikir yang lainnya: berpikir kreatif dan analitis untuk
pembuatan keputusan.
1.
Berpikir Kreatif,
adalah berpikir yang memberikan perspektif baru atau menangkap peluang baru
sehingga memunculkan ide-ide baru yang belum pernah ada. Kreatif tidak hanya
demikian tetapi kreatif juga sebuah kombinasi baru yaitu kumpulan gagasan baru
hasil dari gagasan-gagasan lama.menggabungkan beberapa gagasan menjadi sebuah
ide baru yang lebih baik.
2.
Berpikir Analitis,
adalah berpikir yang menggunakan sebuah tahapan atau langkah-langkah logis.
Langkah berpikir analitis ialah dengan menguji sebuah pernyataan atau bukti
dengan standar objektif, melihat bawah permukaan sampai akar-akar permasalahan,
menimbang atau memutuskan atas dasar logika. Kedua cara ini tidak saling
bertentangan, tetapi saling melengkapi sesuai konteksnya. Sebagai contoh Anda
perlu berpikir kreatif dalam memecahkan sebuah persoalan, namun anda juga perlu
berpikir Analitis untuk memutuskan mana yang terbaik diantara kemungkinan
kreatif anda.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kessimpulan yang dapat
diambil dari pembahasan diatas adalah :
1. Mindset itu
adalah sebuah pola pikir atau kebiasaan berpikir. keseluruhan/kesatuan
dari keyakinan yang kita miliki, nilai-nilai yang kita anut, kriteria, harapan,
sikap, kebiasaan, keputusan, dan pendapat yang kita keluarkan dalam memandang
diri kita sendiri, orang lain, atau kehidupan ini. Kebiasaan
ini adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga secara otomatis
terjadi. Mindset itu awalnya ada yang mengedukasi, atau ada yang
menanamkan.
2. Pengembangan
mindset sangat penting dalam
kehidupan atau kepribadian seseorang, karena mindset akan membentuk kepribadian yang
matang, berani menghadapi tantangan dan lebih kuat dalam menghadapi segala
permasalahan hidup. Mindset positif
mampu mengubah seseorang menjadi apa yang mereka inginkan. Mindset positif ini akan meyakinkan seseorang bahwa dirinya mampu
menjadi yang lebih baik dari orang lain. Konsep dari mindset inilah yang banyak dicari dan bisa membuat seseorang
menjadi lebih professional.
3. Dengan
mengintegrasikan unsur-unsur Curiosity (Keingintahuan), Desire atau Motivasi,
Visi & misi yang jelas dan terarah, Berpikir Kritis, Kepercayaan diri,
Kegigihan, Sikap positif, Pikiran yang lebih terbuka, Keseimbangan atau Balance,
kita tidak hanya menumbuhkan pola pikir yang produktif, kita juga mengatur diri
kita sendiri untuk mencapai tujuan kita lebih efektif, mengembangkan kebiasaan
positif dan mempertajam pikiran kita berfungsi secara optimal.
B.
Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis
masih banyak kekurangan, baik itu segi penulisan maupun secara penyajian. Untuk
penulis membutuhkan saran agar penulis dapat mengembangklan lebih baik lagi
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Carol S. Dweck, Ph.D.
(2006 : 16). Mindset : Mengerti
Kekuatan Pola Pikir untuk Perubahan
Besar Dalam Hidup Anda.
Stephen
R Covey. 2008. The 7 Habits of Highly Effective People “Ringkasan Padat yang
ditulis oleh Michael Gray dan diolah oleh Sumargi Rahardjo.
MGI/Personal-Enhanced Public Project.
Iskandar.
2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kualitatif Dan Kuantitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.
0 Comments